Gland, REQNews.com -- Ada yang menarik dari perayaan <a href="https://www.euronews.com/green/2023/10/04/martha-the-pigeon-to-toughie-the-tree-frog-iconic-endlings-that-were-the-last-of-their-spe">Hari Hewan Dunia pada 4 Oktober </a>tahun ini, yaitu mengenang kisah sedih kematian Martha dan Toughie.Martha adalah merpati penumpang terakhir yang mati di Kebun Binatang Cincinnati, AS, tahun 1914. Kematian Martha menandai kepunahan spesies pertama merpati yang terdokumentasi di tangan manusia.Toughie adalah katak pohon yang tampan berkaki pinggiran terakhir. Pakar biologi Mark Mandica adalah orang terakhir yang merawat Toughie sampai katak itu mati tahun 2016.Kematian Toughie ditangisi banyak pakar hewan yang menyaksikan kepunahan satu spesies paling ikonik di dunia. Padahal, menurut World Wildlife Fund (WWF), setiap tahun 10 ribu spesies punah. Kematian Martha, Kegagalan ManusiaKisah sedih Martha bukan hanya tentang kematiannya, tapi upaya yang gagal menyelamatkan spesies ini dari kepunahan. "Saat kami tahu merpati penumpang berada dalam masalah besar, semua upaya menyelamatkan spesies ini sudah terlambat," kata Kebun Binatang Cincinnati.Setelah merpati liar terakhir yang diburu sampai mati di Ohio tahun 1900-an, hanya ada satu kawanan penangkaran di kebun binatang itu. Upaya pembiakan segera dilakukan tahun 1910, tapi gagal. Yang tersisa hanya Martha.Ada hadiah 1.000 dolar AS, atau 27 ribu euro untuk ukuran saat ini, kepada siapa saja yang bisa mendapatkan pasangan untuk Martha. Tidak ada yang datang, dan tidak pula ditemukan di alam liar pasangan untuk merpati penumpang terakhir.Tidak ingin kehilangan merpati penumpang selamanya, jenazah Martha dibekukan dan disimpan di Smithsonian di Washington DC. Di Cincinnati, salah satu kandang burung pertama dilestarikan untuk memperingati Martha dan merenungkan tragedi kepunahan, serta mengajak pengunjung mempertimbangkan tindakan yang berdampak buruk pada satwa liar. Serangan Jamur dan Nasib ToughieToughie adalah nama yang diberikan putra kecil Mark Mandica ketika tahu katak pohon asal Panama ini di ambang kepunuhan. Toughie akhirnya matai di Atlanta Botanical Garden, Georgia, AS.Dalam film dokumenter audio mini yang ditampilkan di podcast Shortcuts awal tahun ini, yang dibawakan pakar biologi Josie Long, tergambar tahun-tahun terakhir Toughie -- katak pohon berkaki pinggiran milik Keluarga Rabbs.Awal 2000-an, jamur mematikan yang disebut chytrid menyerang hutan hujan asli Panama, habitat asli katak pohon. Jamur mematikan itu secara tidak sengaja dibawa manusia, dan amfibi tidak memiliki kemampuan melakukan perlawanan.Peneliti segera melakukan penyelamatan, dengan mengeluarkan katak pohon dari Panama. Namun, menurut Mark Mandica, upaya itu tak ubahnya menarik korban keluar dari gedung terbakar.Jamur chytrid menyerang secara menyeluruh dengan memakan kulit. Jamur ini ditengarai bertanggung jawab atas 90 persen kepunahan amfibi.Hewan amfibi menjadi lebih terancam dan populasinya menurun lebih cepat dibanding burung dan mamalia lainnya. Kehilangan itu lebih disebabkan habitat mereka yang hancur dan perubahan iklim.Tahun-tahun terakhir Toughie dihabiskan dalam kesendirian mutlak di kebun binatang. Namun ada momen spesial yang direkam Mandica saat mengamati Toughie, yaitu saat sang katak bernyanyi sendirian."Dia menginginkan pasangan, tapi tak menemukannya," kata Mandica. "Kami pun tak menemukannya. Sesuatu yang sangat menyedihkan."

Hari Binatang Dunia: Mengenang Martha Si Merpati dan Toughie Si Katak Pohon

Berita Terkait

Berita Rekomendasi