JAKARTA, REQnews - Ada yang menggelitik membaca vonis <a href="https://mahkamahagung.go.id/id">Mahkamah Agung (MA)</a> terhadap mantan pemiliki saham PT Bank Century Tbk Robert Tantular yaitu hukuman atau <a href="https://majalah.tempo.co/read/hukum/4895/hukuman-nihil-untuk-sanusi">vonis nihi</a>l. Menurut juru bicara MA Andi Samsan Nganro hukuman nihil diberikan karena Robert sudah mendapat vonis melebihi 20 tahun penjara.
"Meski pemohon PK tetap dipersalahkan akan tetapi pemohon PK atau terpidana tidak dijatuhi pidana atau dipidana nihil," ujar Andi seperti dikutip Minggu 21 Juni 2020.
Andi menjelaskan bahwa sebelum putusan peninjauan kembali (PK) yang diajukan Robert Tantular itu dikeluarkan, Robert telah menjalani empat pemidanaan yang jika dijumlah berupa hukuman penjara selama 21 tahun, meskipun dia hanya menjalani separuhnya setelah mendapat remisi.
Jika MA menjatuhkan pidana lagi akan melanggar ketentuan pasal 12 ayat (4) KUHP yang membatasi pidana penjara paling lama kepada seorang terdakwa hanya selama 20 tahun. Maka MA menjatuhkan hukuman nihil.
 Selain Robert Tantular beberapa kasus juga pernah mendapat vonis nihil yaitu;
Tokoh Petisi 50 Dia adalah HM Sanusi yang diadili dengan jerat pasal subvesi karena tuduhan melakukan rapat-rapat gelap untuk melakukan makar sejak November 1981 sampai dengan Maret 1983. Pada 1993 MA membatalkan vonis 20 tahun penjara yang dijatuhkan Pengadilan Tinggi (PT) Jakarta 4 September 1986.
Alasan MA saat itu HM Sanusi yang juga 'musuh' Soeharto saat itu sudah dijatuhi pidana penjara 19 tahun oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat Mei 1985 karena meledakkan kantor BCA. Karena angka hukuman itu sudah mendekati maksimal, maka MA menjatuhkan hukuman nihil kepada Sanusi.
 Dimas Kanjeng Pengganda uang Dimas Kanjeng juga pernah mendapat vonis nihil oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya dalam kasus penipuan senilai Rp 10 miliar yang seharusnya dijatuhi pidana penjara selama tiga tahun.
Namun, dalam kasus pembunuhan yang vonisnya diketok sebelum putusan itu, Dimas Kanjeng sudah dipidana selama 18 tahun penjara dan kasus lain divonis 3 tahun penjara. Jadi secara kumulatif dia sudah dipidana penjara selama 21 tahun. Jadi vonis yang ketiga diputuskan nihil.
 Ratu Narkoba Meirika Franola Perempuan yang dipanggil Ola sebelumnya diberikan grasi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kasus narkoba. Kasus pertama Ola itu terjadi sepuluh tahun lalu, saat terbukti membawa 3,5 kilogram heroin dari London melalui Bandar Udara Soekarno-Hatta. Pengadilan Negeri Tangerang pada 22 Agustus 2000 menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Namun SBY memberikan grasi, dan Ola hanya dihukum seumur hidup.
Selama di bui, Ola malah kembali berulah. Dia mengendalikan peredaran narkotika internasional. Ola dikaitkan dengan penangkapan seorang kurir narkoba bernama Nur Aisyah oleh Bea-Cukai di Bandara Husein Sastranegara, Bandung.
Ketika itu, Aisyah tiba dari Kuala Lumpur, Malaysia, dengan AirAsia dan membawa 775 gram sabu. Saat diperiksa, dia menyebut nama Ola. Pengiriman sabu itu disebut-sebut diatur Ola dari penjara. Atas perkara ini, Ola dituntut mati dengan dijerat Pasal 142 ayat 2 juncto 137 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Pada kasus keduanya ini, Ola dituntut mati di muka persidangan Pengadilan Negeri Tangerang, 7 Januari 2015, namun majelis hakim memvonis nihil atas perkara Ola pada 2 Maret 2015. Atas putusan itu, jaksa penuntut umum mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Banten. Namun putusan PT Banten pada 18 Juni 2015 justru menguatkan vonis PN Tangerang, yakni nihil. Jaksa kemudian melakukan upaya hukum ke tingkat MA dengan mengajukan permohonan kasasi. Upaya ini berbuah putusan mati terhadap Ola.
&nbsp;
&nbsp;

Vonis Nihil Bukan Cuma Diterima Robert Tantular

Berita Terkait

Berita Rekomendasi