JAKARTA, REQnews- Gereja Katedral Makassar&nbsp;menjadi sasaran bom bunuh diri pada Minggu 28 Maret 2021 pagi. Gereja kebanggan umat Katolik di Makasar ini dibom&nbsp; usai menggelar perayaan Minggu Palma.
Gereja yang dibangun pada 1898 itu memiliki nama resmi Gereja Hati Yesus Yang Maha Kudus. Gereja itu menjadi pionir kehadiran Gereja Katolik di Makassar.
Masuknya agama Katolik di Makassar diawali oleh tiga pastor dan misionaris dari Portugis, yaitu Pastor Antonio do Reis, Cosmas de Annunciacio, Bernardinode Marvao, dan seorang bruder pada 1525.
Tapi, baru pada 1548 Pastor Vincente Viegas yang benar-benar ditugasi di Makassar. Dia datang dari Malaka.
Di Makassar, dia melayani warga Portugis Katolik serta raja dan bangsawan Sulawesi Selatan yang telah dibaptis menjadi Katolik.
Raja Gowa yakni Sultan Alauddin (1591-1638) yang berkuasa saat itu adalah seorang muslim. Alih-alih menghalangi agama baru yang masuk, Sultan Alauddin dan penerusnya justru memberikan kebebasan kepada umat Katolik.
Pada 1633 mulai dibangun gereja. Tapi, gejolak politik antara VOC dan orang-orang Portugis menyebabkan para rohaniwan Portugis tersingkir dari Makassar. Jatuhnya Malaka ke tangan VOC dan perjanjian Batavia pada 19 Agustus 1660 menyebabkan Sultan Hasanuddin diharuskan mengusir semua orang Portugis dari Makassar (1661).
Proses pemulangan orang-orang Portugis itu memakan waktu cukup lama. Bruder Antonio de Torres, yang mengasuh sebuah sekolah kecil untuk anak laki-laki, meninggalkan Makassar pada 1668.
7 September 1892, menjadi Pastor Stasi Makassar tinggal di rumah mewah kawasan di Heerenweg (kini Jalan Hasanuddin). Pada 1895 pastor itu membeli sebidang tanah dan rumah di Komedistraat (kini Jl. Kajaolalido) yang merupakan lokasi gedung gereja sekarang. Gereja dibangun pada tahun 1898 selesai 1900; direnovasi dan diperluas pada 1939, selesai pada 1941 dengan bentuk seperti saat ini.

Viral Sejarah Berdirinya Gereja Katedral Makassar, Ternyata Ada Peran Sultan Alauddin

Berita Terkait

Berita Rekomendasi