New Delhi, REQNews.com -- Kepolisian New Delhi, ibu kota India, menangkap dua pria yang menggunakan monyet untuk merampok korbannya.
Penangkapan terjadi Sabtu 10 April, setelah seorang korban melapor ke kantor polisi telah dirampok tiga pria yang membawa monyet. Korban harus menyerahkan 6.000 rupee, Rp 1,1 juta, agar tak diserang monyet-monyet.
"Korban sedang duduk di autorickshaw ketika tiga lelaki masuk ke ke dalam kendaraan dan meminta seekor monyet duduk di kursi depan, dan satu monyet lagi di belakang," kata seorang polisi New Delhi.
Orang-orang itu, lanjut polisi itu, mengambil dompet korban dan lari bersama monyet-monyetnya. Korban adalah seorang pengacara.
Polisi menduga 'perampok bermonyet' itu bukan satu, tapi sekumpulan atau geng yang berada di balik pencurian serupa dalam beberapa hari terakhir. Geng menyebar di sekujur New Delhi, beroperasi di keramaian halte bus, stasiun kereta, dan lainnya.
"Kami masih mencari satu perampok lagi. Sedangkan monyet-monyet dikirim ke pusat penyelamatan hewan," kata polisi itu. "Kami juga membentuk tim khusus untuk melacak kelompok perampok bermonyet."
Di sejumlah kota di India, monyet dibiarkan hidup liar di jalan-jalan. Mereka menyemut di pinggir-pinggir jalan, lalu-lalang di atas kabel listrik, atau memenuhi tempat-tempat tertentu.
Jika lapar, mereka merampok pedagang, mengacak-acak rumah penduduk, atau menyerang anak-anak yang kebetulan membawa makanan.
Tidak sedikit yang memanfaatkan kehadiran monyet untuk dilatih sebagai seniman jalanan. Hampir setiap kota di India terdapat atraksi monyet.
Monyet-monyet itu dilindungi UU tahun 1972, yang melarang penduduk menangkap. Ada hukuman lebih keras bagi mereka yang membunuh monyet-monyet itu.
Namun, populasi monyet yang terus bertambah membuat pusing pemerintah kota. Tahun lalu di kot Meerut, India utara, sekelompok monyet menyerang petugas medis dan membawa lari sampel darah pasien terjangkit virus corona.

Polisi India Bekuk Kawanan 'Perampok Bermonyet'

Berita Terkait

Berita Rekomendasi