JAKARTA, REQnews -&nbsp;Pengadilan Prancis diminta untuk ikut serta dalam menangani kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, yang menggemparkan dunia pada 2018 lalu.
Permintaan ini datang dari LSM bernama Pusat Hak Asasi Manusia Negara Teluk (GHCR). Mereka mendesak pengadilan Prancis ikut menjatuhkan hukuman kepada salah satu tokoh kunci pembunuhan Khashoggi, yakni Letjen Ahmed Al Assiri.
Mengutip&nbsp;AFP, Sabtu 1 Mei 2021, GHCR yakin benar bahwa Ahmed Al Assiri adalah orang yang secara teknis memerintahkan penyiksaan terhadap Khashoggi, kemudian membunuhnya secara keji pada Oktober 2018 lalu di gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Adapun tuntutan utamanya, menurut pengacara GHCR William Bourdon, adalah mengadili Assiri atas perbuatan pelecehan fisik dan psikologis, sebelum kematian Khashoggi.
Pengadilan Prancis memiliki yurisdiksi universal atas kejahatan penyiksaan, tetapi tidak dalam kasus pembunuhan. Karenanya, gugatan GCHR berfokus pada klaim penyiksaan dan bukan pembunuhan atas Khashoggi.
Assiri merupakan Wakil Kepala Badan Intelijen khusus&nbsp;untuk Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Ia sebenarnya sempat diadili atas keterlibatannya dalam pembunuhan Khashoggi, tapi akhirnya dibebaskan dari segala tuduhan karena kekurangan bukti.
Sebelumnya, pengadilan Prancis mengatakan Assiri adalah otak perencana misi yang menyebabkan penyiksaan dan pembunuhan Khashoggi. Informasi itu tertera dalam dokumen yang dilihat oleh AFP.
Secara total, ada 11 orang yang diadili pada 2019 lalu karena diduga terlibat dalam pembunuhan keji itu. Namun, nama-nama mereka tidak disebutkan.
Dari 11 orang itu, lima diantaranya dijatuhi hukuman mati, tiga menghadapi hukuman penjara total 24 tahun, dan sisanya dibebaskan.
Selain Assiri, tokoh utama lainnya yang dibebaskan karena tidak cukup bukti adalah penasihat media kerajaan Saud al-Qahtani.

Pengadilan Prancis Diminta Turun Tangan dalam Kasus Khashoggi

Berita Terkait

Berita Rekomendasi