JAKARTA, REQnews - Ahli hukum tata negara, Refly Harun, menilai putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur (PN Jaktim) terhadap Habib Rizieq Shihab (HRS) tidak masuk akal.
Terlebih, meski sudah mengajukan banding untuk kasus swab Rumah Sakit (RS) Ummi Bogor, eks Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) tetap divonis 4 tahun penjara lantaran Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menolak permohonannya.
&ldquo;Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur tidak masuk akal, karena menghukum orang yang menyatakan tentang kondisi badannya dan dianggap menyebarkan berita bohong dengan ancamam 10 tahun penjara lalu dituntut 6 tahun dan divonis 4 tahun,&rdquo; ujarnya melalui kanal YouTube Refly Harun, dikutip Selasa, 31 Agustus 2021.
Dirinya makin tak habis pikir jika dibandingkan dengan kasus lain, seperti kasus Syahganda Nainggolan dan kasus Djoko Tjandra. &ldquo;Tidak masuk akal kalau dibandingkan kasus-kasus lainnya ya, Syahganda misalnya yang hanya dihukum 10 bulan penjara, kemudian kasus-kasus lainnya yang juga tidak seberat ini,&rdquo; tuturnya.
&ldquo;Luar biasa ya. Bandingkan pula dengan (kasus) Djoko Tjandra misalnya, yang mendapat remisi dan lain sebagainya,&rdquo; imbuhnya. Sehingga Refly menyebut banyak yang harus dipertanyakan di Indonesia. &ldquo;Jadi banyak hal-hal yang memang questionable di negara ini,&rdquo; katanya.
Lebih lanjut, Refly menduga bahwa HRS akan dibui sampai Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 selesai. &ldquo;Sebagaimana disebutkan atau diskenariokan atau diprediksikan, diopinikan banyak pakar bahwa memang Habib Rizieq akan dikandangkan setidak-tidaknya sampai 2024 berakhir pemilunya,&rdquo; ungkapnya.
Sehingga dia mengatakan bahwa sekali lagi irasionalitas hukum kembali dipraktekkan di Tanah Air. &ldquo;Nah, sekali lagi irasionalitas hukum kembali dipraktekkan ke kita,&rdquo; ucap Refly.
Terlebih, sambungnya, kasus HRS sebanding dengan kasus Jaksa Pinangki yang telah melakukan tiga kejahatan sekaligus. &ldquo;Bayangkan, kasus Habib Rizieq ini sebanding dengan kasus Jaksa Pinangki, yang tadi saya katakan, Jaksa Pinangki itu melakukan tiga kejahatan sekaligus, yaitu menerima suap, pencucian uang, dan permufakatan jahat,&rdquo; paparnya.
Refly pun menyimpulkan bahwa rasa keadilan hakim di PN menganggap apa yang dilakukan oleh Jaksa Pinangki dan HRS sama.
&ldquo;Jadi, kalau kita kaitkan sama-sama levelnya Pengadilan Tinggi, maka sense of justice hakim-hakim di Pengadilan Tinggi itu menanggap apa yang dilakukan Jaksa Pinangki itu sama, sebangun dengan Habib Rizieq. Padahal jauh sekali,&rdquo; pungkasnya. Sebagaimana diketahui, Jaksa Pinangki dihukum selama 4 tahun penjara atas kejahatannya.

Sebut Vonis HRS Tak Masuk Akal, Refly Harun Bandingkan dengan Kasus Pinangki dan Djoko Tjandra

Berita Terkait

Berita Rekomendasi