JAKARTA, REQnews -&nbsp;Jenderal (Purn) Wiranto mengungkapkan kegagalan&nbsp;Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi&nbsp;Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).&nbsp;
SBY dalam buku &lsquo;SBY Selalu Ada Pilihan&rsquo; menceritakan&nbsp;kesedihan dan kekecewaannya tak terpilih sebagai KSAD pada 1999 itu meski telah diusulkan langsung oleh Panglima ABRI. Bagi prajurit lulusan Akmil, menjadi pemimpin Angkatan Darat merupakan dambaan besar.
Saat itu jalan menuju bintang empat sebenarnya terbuka lebar ketika Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto mengusulkan kepada Presiden Abdurrahman Wahid agar SBY menjadi KSAD.
Hal itu dikarenakan Wiranto tahu betul SBY memiliki kemampuan untuk menduduki jabatan itu baik dari sisi kematangan, pengalaman jabatan, maupun lamanya pangkat Letjen yang disandang.&nbsp;
 &ldquo;Saya tidak tahu mengapa saat itu Presiden menolak mentah-mentah saran saya dengan alasan bahwa Letjen Susilo Bambang Yudhoyono terlalu kental dengan urusan-urusan politik,&rdquo; kata Wiranto dalam buku &lsquo;Bersaksi di Tengah Badai&rsquo; dikutip, Senin&nbsp;11 Oktober 2021.
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden ini mengisahkan kepada Gus Dur dia berusaha menjelaskan bahwa urusan politik itu terkait dengan jabatan yang disandang SBY sebagai Kassospol. Karena itu semestinya tidak perlu dipermasalahkan apabila yang dilakukan SBY terkait erat dengan politik karena memang tugasnya.
Kata Wiranto,&nbsp;Presiden tak mau menanggapi alasan yang disodorkan. Bahkan upayanya untuk meyakinkan Gus Dur selama tiga hari terkait usulan SBY menjabat KSAD itu tetap mental.&nbsp;
Bersikeras, Wiranto bahkan menyebut siap mundur dari posisi Menko Polkam&nbsp;seandainya Gus Dur tetap tak menyetujui.&nbsp;Namun,SBY&nbsp;meminta Wiranto agar tak berkorban sejauh itu.
Setelah tiga hari tanpa hasil, pada pertemuan terakhir Wiranto kembali mengatakan kepada Gus Dur bagaimana orang yang sudah sangat lama menyandang pangkat bintang tiga dan dinilai paling pantas untuk menjabat KSAD tapi ternyata tidak diangkat?&nbsp;
Jika kemudian KSAD akhirnya dipilih orang lebih muda, kata dia, bagaimana dengan SBY sebagai Pati senior? Di sisi lain KSAD merupakan jabatan strategis untuk bintang empat.
 &ldquo;Akan tetapi dengan enteng Presiden menjawab, &lsquo;Ya kasih saja bintang empat.&rsquo; Saya jelaskan bintang empat itu sangat terbatas, hanya untuk jabatan Panglima TNI, Wakil Panglima, dan Kepala Staf Angkatan,&rdquo; kata Wiranto.
Apa kata Gus Dur? &ldquo;Kalau begitu, ya carikan saja jabatan,&rdquo; ujar cucu Pendiri NU Hadratusyaik Hasyim Asyari itu ditirukan Wiranto.
Dalam situasi itu, Wiranto lantas teringat posisi menteri. Jenderal lulusan AMN 1968 ini mengusulkan kepada Gus Dur jika orang terbaik tidak bisa menjadi KSAD, sebaiknya diberikan jabatan menteri. Dalam hal ini, Menteri Pertambangan dan Energi.
Gus Dur pun setuju dengan usulan tersebut.&nbsp;
Wiranto segera menanyakan kepada SBY apakah setuju dengan tawaran tersebut.
&ldquo;Saya masih ingat betul, Letjen Susilo Bambang Yudhoyono terhenyak kaget, belum dapat memberikan jawaban langsung. Ia ingin merundingkannya terlebih dahulu dengan keluarga,&rdquo; kata jenderal yang selalu berpenampilan rapi ini.
Menurut Dino Patti Djalal, keluar dari militer merupakan perasaan paling berat SBY. Dalam bukunya &lsquo;Harus Bisa: Seni Memimpin Ala SBY&rsquo; digambarkan betapa pria kelahiran 9 September 1949 itu sangat mencintai TNI. Anak tentara itu memang tumbuh dan besar di militer.
Garda Maeswa dalam &lsquo;Biografi Politik Susilo Bambang Yudhoyono&rsquo; menyebutkan ketika akhirnya menerima tawaran sebagai Menteri Pertambangan dan Energi, SBY harus mundur dari militer, sebuah karier yang telah dijalani selama lebih dari tiga dekade.
Mencapai pangkat tertinggi di militer menjadi impian bagi mayoritas prajurit TNI.
Lulus dari Akademi Militer 1973 dengan status terbaik alias penyandang penghargaan Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama, karier SBY terbilang moncer. Oleh publik dan banyak kalangan, menantu tokoh RPKAD Sarwo Edhie Wibowo ini bahkan dianggap sebagai the rising star. Jenderal cerdas, begitu sebutan dari banyak orang.&nbsp;
Pada kurun 1998, SBY telah mencapai pangkat bintang tiga alias Letnan Jenderal (Letjen). Jabatan tentara asal Pacitan itu Kassospol ABRI, setelah sebelumnya Asisten Kassospol. Sedikit mundur, dia memimpin teritorial sebagai Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997).
Cita-cita SBY meraih empat bintang emas di pundak alias jenderal semasa aktif sebagai tentara pun tak pernah terwujud.

Wiranto Ungkap Kegagalan SBY Jadi KSAD, Bikin Mewek Nih

Berita Terkait

Berita Rekomendasi