JAKARTA, REQnews -&nbsp;Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendata ada sekitar 940 fintech lending yang berstatus ilegal tengah mendominasi operas pinjaman dana online. Masalah fintech ilegal ini telah lama menjadi perhatian serius pemerintah karena banyak merugikan masyarakat.
Direktur Pengaturan, Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK Hendrikus Passagi berkata, fintech lending ilegal yang jumlahnya hampir tembus seribu itu tak berasal dari dalam negeri, melainkan dari luar.
"Fintech ilegal memberi pinjaman dengan bunga tinggi. Mereka juga membocorkan data pribadi, mengirimnya ke debt collector. Ini yang kita sebut inklusi keuangan yang menyakitkan," kata Passagi di Lombok, Minggu 30 Juni 2019.
Passagi menyebut, saat ini jumlah fintech yang resmi terdaftar di OJK hanya 113 penyelenggara. Jumlah itu sangat jauh dibanding dengan yang berstatus ilegal yang ditutup oleh Satgas Waspada Investasi.
Sayangnya, menurut Passagi, sampai saat ini belum ada UU perlindungan data pribadi. Jadi fintech ilegal itu dengan mudahnya menyalin data pribadi untuk digunakan tanpa izin.
"Bayangkan, data pribadi kita disalin di luar negeri," ujar Passagi.
Selain itu, pihak OJK telah mewajibkan&nbsp;fintech lending&nbsp;yang terdaftar dan memiliki izin di OJK hanya dapat mengakses kamera,&nbsp;microfon&nbsp;dan&nbsp;occasion. Untuk akses yang lainnya tidak diperbolehkan, sementara untuk yang illegal dapat dipastikan semua nomer, dan data yang ada di pada handphone dapat diambil.

Edan! Jumlah Fintech Illegal Tembus 940, Mendominasi Pinjaman Online

Berita Terkait

Berita Rekomendasi