JAKARTA, REQnews - Polri menggandeng&nbsp;Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terkait dengan jaringan Negara Islam Indonesia (NII) yang merekrut serta mencuci otak anak di bawah umur sebagai anggota.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap sejumlah anggota NII di Sumatera Barat hingga Tangerang Selatan.
Terkhusus di wilayah Sumatera Barat, kata dia, para tersangka yang sudah ditangkap memberikan keterangan bahwa struktur NII berada pada tingkatan cabang atau kecamatan istilah NII tersebut adalah CV dengan anggota mencapai 1125 anggota.
"Di mana sekitar 400 orang di antaranya merupakan personil aktif dan selebihnya non aktif atau sudah bayar namun belum aktif dalam kegiatan NII, yang sewaktu-waktu bisa diaktifkan kembali apabila perlu," kata Ahmad kepada wartawan di Gedung Humas Polri, Senin 11 April 2022.
Selanjutnya, jaringan NII di wilayah cabang 4 terbagi dalam 5 ranting yang masing-masing beranggotakan sekitar 200 orang dari jumlah total di Sumatera Barat 833 anggota tersebar di Kabupaten Dharmasraya dan 292 berada di Kabupaten Tanah Datar.
Proses perekrutan anggota NII terkhusus yang akan diangkat menjadi pengurus atau pejabat, juga digelar secara terstruktur. Bahkan,&nbsp;perekrutan anggota NII dilakukan tanpa memandang jenis kelamin dan batas usia.
"Hal ini terbukti dengan ditemukannya 77 orang anak di bawah umur 17 tahun yang dicuci otak dan dibayar untuk sumpah setia kepada NII. Selain jumlah tersebut tercatat ada 126 orang lain yang saat ini sudah dewasa, namun pernah juga direkrut saat masih berusia belasan tahun," kata Ahmad.
Terkait dengan itu, Polri pun menggandeng Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). "Polri telah berkoordinasi dengan KPAI untuk mengembangkan pengungkapan jaringan NII ini," ujarnya.
&nbsp;

Jaringan NII Rekrut hingga Cuci Otak 77 Anak di Bawah Umur, Polri Gandeng KPAI Lakukan Ini

Berita Terkait

Berita Rekomendasi