JAKARTA, REQnews - Penyidik&nbsp;Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung memeriksa&nbsp;Direktur Utama PT Globalnine Indonesia (PT GI) berinisial MEP terkait dugaan korupsi proyek pembangunan pabrik&nbsp;Blast Furnace oleh PT Krakatau Steel (PT KS) pada tahun 2011.
MEP selaku Direktur Utama PT Globalnine Indonesia, diperiksa terkait yang merupakan subkontraktor dari PT Krakatau Engineering (PT KE) di 3 Area yaitu di area Sinter Plan 4 pekerjaan dengan nilai Rp 5.262.605.373, General Facility 3 pekerjaan dengan nilai Rp 5.984.363.033 dan Raw Material Storage 4 pekerjaan dengan nilai Rp 5.970.058.085,"&nbsp;kata Kapuspenkum Kejaksaan Agung Ketut Sumedana pada Selasa 28 Juni 2022.
Selain itu, penyidik juga memeriksa&nbsp;AP selaku Direktur Utama PT Sentra Karya Mandiri terkait hubungannya dengan BFC Project yang menjalin kerjasama dengan PT KE sebagai salah satu vendor (subkontraktor) pada BFC Project sejak 2014-2017.
Perusahaan tersebut diketahui menyediakan raw material dan penyewaan alat berat dengan nilai total kontrak dalam bentuk PO/JO (Purchase Order/Job Order) berdasarkan database dari PT Krakatau Engineering sebesar Rp 45.235.811.011,80.
"Sedangkan berdasarkan data pembayaran yang sudah masuk ke PT Sentra Karya Mandiri per 2015, 2016 dan 2017 yang sudah terverifikasi oleh PT Sentra Karya Mandiri sebesar Rp 20.033.819.188," kata Ketut.
Yaitu dengan&nbsp;rincian sebesar Rp 12.275.587.117 ditransfer langsung ke rekening PT Sentra Karya Mandiri dan sisanya diberikan menggunakan material Produk PT KS berupa Hot Rolled Steel yang dinilai dengan uang sebesar Rp 7.758.232.071.
"Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan dalam Perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi pada proyek pembangunan pabrik Blast Furnace oleh PT Krakatau Steel pada tahun 2011," ujarnya.

Dirut PT Globalnine Indonesia Diperiksa Dugaan Korupsi Proyek Krakatau Steel

Berita Terkait

Berita Rekomendasi