JAKARTA, REQnews - Tim dokter forensik yang melakukan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J menepis soal adanya pencabutan kuku hingga tindakan kekerasan lain selain luka tembakan senjata api.Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) dokter Ade Firmansyah Sugiarto mengatakan jika hanya terdapat lima luka tembakan ke dalam dan empat luka tembakan ke luar, serta satu tembakan yang bersarang di bagian tulang belakang tubuh Brigadir J.“Lima luka tembak masuk, bukan lima kali tembakan. Kalo secara forensik kita tentukan. Itu ada empat tembakan dan ada satu yang bersarang, sesuai dengan alurnya itu kita bisa tentukan ada yang bersarang di dalam tubuh. Yang bersarang ada di tulang belakang, dekat tulang belakang yang bersarang,” kata dia.Namun terkait dengan jarak tembak berdasarkan pola dan ciri-ciri luka yang diteliti, pihaknya tak bisa memastikan dari jarak berapa meter. “Kita tidak bisa tentukan ini luka tembak jarak jauh atau dekat atau sangat dekat karena gambarannya sudah sama,” lanjutnya.Selanjutnya terkait jari yang patah, Ade mengatakan jika itu disebabkan karena alur lintasan tembakan yang mengenai jari Brigadir J. “Itu adalah yang jarinya itu adalah arah alur lintasan anak peluru, jelas sekali peluru keluar mengenai jarinya. Jadi itu memang alur lintasan, kalau bahasa awamnya mungkin tersambar ya seperti itu. Ada dua, dijari kelingking sama manis kiri,” katanya.Sementara informasi adanya kuku jenazah Brigadir J yang dicabut, Ade tak membenarkannya. “Enggak, enggak kuku dicabut, enggak sama sekali,” ujarnya.Selain itu, Ade juga meyakini tidak ada tekanan-tekanan apapun kepada pihaknya dalam melakukan autopsi ulang. “Sehingga kami bisa bekerja secara leluasa dan kami bisa menyampaikan hasilnya dalam kurun waktu empat minggu, empat minggu kurang sedikit sejak kita otopsi ulang di sana (Jambi),” tambahnya.Setelah kita melakukan pemeriksaan, lanjutnya, juga bisa bekerja dengan leluasa, tidak ada tekanan dari mana pun. “Alhamdulillah awak media juga bersabar untuk memberikan kelonggaran buat kami, keleluasaan untuk bisa memproses hasil yang kita peroleh, jadi kita bisa menyelesaikan dalam waktu yang cukup singkat,” kata Ade.Ia mengatakan jika hasil tersebut didapatkan berdasarkan autopsi, pemeriksaan penunjang dengan pencahayaaan dan hasil pemeriksaan mikroskopik. “Tidak ada luka-luka pada tubuhnya selain luka-luka akibat kekerasan senjata api,” ujarnya.Bahkan, pihaknya pun juga telah melakukan pemeriksaan berdasarkan informasi dari pihak keluarga terkait adanya dugaan tindakan kekerasan pada tubuh Brigadir J. “Namun kami sudah bisa pastikan dengan keilmuan forensik yang sebaik-baiknya bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan selain kekerasan senjata api dari tubuh korban, seperti itu,” katanya.

Tak Ada Kuku Dicabut Hingga Penganiayaan di Tubuh Brigadir J, Begini Penjelasan PDFI

Berita Terkait

Berita Rekomendasi