JAKARTA, REQnews - Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri menilai jika pemberian perlindungan khusus bagi anak-anak yang orang tuanya sedang berhadapan dengan hukum memang wajib, termasuk anak Irjen Ferdy Sambo (FS) dan Putri Candrawathi (PC)."Dengan asumsi bahwa anak-anak itu (rentan) mengalami stigmatisasi akibat perbuatan orang tua mereka. Maka mereka termasuk dalam salah satu kategori anak yang mendapat perlindungan khusus," Kat Reza dalam keterangan tertulisnya pada Kamis 25 Agustus 2022.Menurutnya, berdasarkan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 jelas mengatur pihak yang berkewajiban dan bertanggungjawab untuk menyelenggarakan perlindungan khusus. Ia mengatakan jika secara berurutan, pihak tersebut adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga negara lainnya.Namun, Reza pun juga heran jika pemerintah pusat yang langsung turun tangan untuk melakukan pendampingan terhadap anak-anak Ferdy Sambo. Ia pun mempertanyakan terkait seberapa hebat Ferdy Sambo sehingga anak-anaknya mendapatkan perhatian khusus dari pusat."Tapi kalau dalam kasus anak-anak FS dan PC yang turun tangan adalah langsung dari pusat, wajarlah publik mengernyitkan dahi. Saya pun gumun (heran). Sehebat apa FS dan PC, sampai anak-anak mereka ditangani langsung oleh pusat. Anggaplah FS adalah 'mantan' orang penting. Tapi apakah status anak-anaknya juga menjadi di atas anak-anak lainnya?," tanya Reza.Ia pun mengandaikan seperti Polri yang memiliki Polda dan Polres, pun sama dengan kementerian lainnya termasuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga punya Dinas PPPA di daerah."Cukup kerahkan kantor-kantor dinas mereka. Itulah sewajarnya takaran empati sekaligus pelaksanaan kewajiban dan tanggungjawab mereka. Jangan malah memberikan layanan yang dikemas dalam privilege berlebihan," lanjutnya.Lebih lanjut, Reza pun membandingkan penanganan masalah tersebut dengan keluarga sejumlah terduga teroris. Mereka mendapatkan persekusi yang luar biasa hingga diusir dari kampung tempat mereka tinggal."Silakan cek, kementerian dan lembaga apa yang menerjunkan langsung tim dari pusat untuk memberikan perlindungan khusus bagi anak-anak dan para istri yang terkena getah akibat dugaan perbuatan ayah atau suami mereka? Apa yang dilakukan Mabes Polri, KPPPA, Komnas Perempuan ketika atau setelah persekusi itu berlangsung?," tambahnya.Reza mengatakan jika salah satu asas perlindungan anak adalah non diskriminatif. "Tapi kalau ada privilege seperti ini, jangan-jangan ini malah bisa dinilai publik sebagai bentuk perlakuan mengistimewakan sebagian anak dan mendiskriminasi sebagian anak lainnya," ujarnya.Sebelumnya, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mendatangi Bareskrim Polri berkoordinasi dan meminta untuk bertemu dengan Ferdy Sambo meminta izin untuk menemui anak-anak sebagai upaya memberikan perlindungan dan pendampingan.“Kami dari LPA Indonesia dalam hal ini Ketua Umumnya Kak Seto, kami tadi melakukan pertemuan dengan Kabareskrim, Pak Direktur (Dirtipidum). Jadi intinya kami meminta kepada beliau bagaimana memberikan perlindungan kepada anak-anak bapak FS,” kata Sekretaris Umum LPAI, Titik Suhariyati kepada wartawan di Bareskrim Polri, Selasa 23 Agustus 2022.Menurutnya hal tersebut sangatlah penting, tak melihat apakan mereka anak jenderal atau bukan. Karena terdapat tiga anak Ferdy Sambo dan Putri yang masih di bawah umur dan membutuhkan pendampingan.“Kita tidak &nbsp;melihat bahwa beliau itu jenderal atau apanya, tetapi beliau mempunyai anak-anak yang masih di bawah 18 tahun. Jadi ketiga putra-putrinya itu di bawah 18 tahun dan itu menjadi tupoksi LPAI melakukan pendampingan, itu yang penting,” kata dia.Pihaknya juga menekankan bagaimana peran negara untuk melindungi setiap anak yang orang tuanya sedang berhadapan dengan hukum, sesuai dengan Undang-undang, termasuk anak-anak Ferdy Sambo.“Karena dalam UU kan sudah diatur bahwa anak-anak pak Sambo ini memerlukan perlindungan khusus. Karena bapak ibunya tersangka, jadi dia berhadapan dengan hukum dan itu perlu kami dampingi,” lanjutnya.Diketahui, Ferdy Sambo dan istrinya yaitu Putri Candrawathi telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J bersama dengan tiga orang lainnya. Mereka adalah Bharada E, Brigadir RR dan Kuwat Maruf (KM).Mereka disangkakan Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP. Dengam ancam pidana maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 tahun.Sementara itu, berkas perkara empat tersangka atas nama Irjen Ferdy Sambo, Bharada E, Brigadir RR dan KM telah diserahkan ke jaksa penuntut umum (JPU) Kejaksaan Agung.Diketahui, Brigadir J tewas usai diduga ditembak oleh Bharada E di rumah dinas Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Menurut keterangan polisi, Bharada E menembak Brigadir J atas perintah Ferdy Sambo.

Pusat Turun Tangan Lindungi Anak Ferdy Sambo, Reza Indragiri: Saya Pun Gumun..

Berita Terkait

Berita Rekomendasi