JAKARTA, REQnews - Mantan Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra menemui Panglima TNI Jenderal TNI&nbsp;Andika Perkasa untuk membahas masalah hukum di institusi TNI.Jenderal Andika menyebut jika masalah hukum paling sering dihadapi TNI adalah terkait dengan pertanahan. "Karena secara faktual, TNI menguasai tanah-tanah di berbagai daerah yang sebagian memang belum disertifikatkan baik atas nama TNI maupun Kementerian Pertahanan," kata Andika dalam keterangan tertulisnya yang diterima pada Minggu 18 September 2022.Ia menyebut jika sebagian lahan-lahan yang telah sekian lama berada dalam kekuasaan TNI, saat ini banyak diklaim dan diakui masyarakat sebagai lahan mereka.Menurutnya, tak sedikit juga jumlah lahan yang telah dikuasai oleh warga maupun perusahaan swasta, hingga dijadikan pemukiman atau kegiatan bisnis.Namun, kata dia, TNI kalah dalam beberapa kasus yang berhadapan dengan warga, serta telah diputuskan pengadilan dan sudah inkracht.Tetapi dalam praktiknya, eksekusi atas putusan tersebut tidak dapat dilaksanakan.Sementara itu, Yusril Ihza Mahendra memberikan saran agar TNI menginventarisasikan lahan-lahan yang diakui milik TNI dan menganalisis satu demi satu keabsahan kepemilikan lahan-lahan tersebut.Pakar hukum tata negara itu mengatakan jika dengan inventarisasi itu, dibuat pemetaan, yaitu mana yang bermasalah dan mana yang tidak.&nbsp;Kemudian, terhadap lahan bermasalah dapat dilakukan berbagai upaya penyelesaian, baik melalui mediasi maupun menempuh langkah hukum jika upaya-upaya penyelesaian melalui mediasi tidak berhasil. "TNI adalah bagian dari rakyat. Karena itu, penyelesaian masalah pertanahan dengan rakyat harus mengedepankan prinsip musyawarah mufakat sebelum menempuh langkah hukum," kata Yusril.ran tersebut, Jenderal Andika pun sepakat jika perlu adanya pendekatan bijak dan manusiawi dengan tetap menjunjung tinggi hukum yang berlaku dalam menyelesaikan masalah pertanahan dengan masyarakat.

Eks Menkumham Yusril Ihza Mahendra Bertemu Jenderal Andika, Ada Apa?

Berita Terkait

Berita Rekomendasi