JAKARTA, REQNews &nbsp;- Komnas HAM &nbsp;menduga ada tindakan penyiksaan, kekerasan, dan perlakuan merendahkan martabat manusia hingga hilangnya nyawa di kasus <a href="https://www.reqnews.com/read/news/54187/komisioner-komnas-ham-choirul-anam-ke-papua-selidiki-kasus-mutilasi-libatkan-anggota-tni">mutilasi warga Papua </a>yang melibatkan prajurit TNI di Kampung Pigapu, Distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika, Papua."Ini yang penting menjadi highlight dari <a href="https://www.reqnews.com/read/news/54333/ini-5-rekomendasi-komnas-ham-kepada-pemerintah-dalam-kasus-brigadir-j">Komnas </a>adalah informasi dugaan penyiksaan, kekerasan, dan perlakuan merendahkan martabat manusia sampai hilangnya nyawa. Jadi ada dugaan penyiksaan, kekerasan, dan juga perlakuan lain yang merendahkan harkat dan martabat manusia," kata komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara dalam jumpa pers di kantor Komnas HAM, Selasa 20 September 2022.Dalam kasus ini, tim Komnas HAM sudah melakukan sejumlah tindakan. Termasuk meninjau beberapa lokasi terkait kasus mutilasi warga Papua.Selain itu, kata Beka, Komnas HAM memeriksa sejumlah pihak di kasus mutilasi warga Papua. Mereka yang dimintai keterangan mulai penyidik dari polisi, penyidik TNI, hingga keluarga korban."Permintaan keterangan dan informasi hingga laporan ini disusun tim pemantau dan penyelidikan telah memeriksa sembilan belas orang saksi," ujar Beka.&nbsp;

Korban Mutilasi Papua Sebelum Tewas Disiksa dan Martabat Direndahkan

Berita Terkait

Berita Rekomendasi