JAKARTA, REQnews - Aktivitis HAM asal Papua, Natalius Pigai, menyorot putusan Pengadilan Negeri Makassar yang membebaskan terdakwa pelaku dugaan kejahatan HAM di Paniai bernama Isak Sattu, mantan perwira militer.Pigai berkata, pengadilan kasus Paniai itu tidak memenuhi rasa keadilan dan berjalan hanya sepihak saja."Kami tidak pernah ikut amini proses pengadilan soal Paniai. Tidak ada keluarga yang ikut serta dalam proses hukum itu, sehingga seharusnya pemerintah tidak lakukan proses hukum. Karena ini proses hukum sepihak," kata Pigai kepada wartawan, Jumat 9 Desember 2022.“Termasuk juga tanpa didampingi aktivis hak asasi manusia termasuk saya,” ujarnya menambahkan.Bagi Pigai, kasus Paniai tahun 2014 adalah sebuah kejahatan HAM yang melibatkan banyak kesatuan.Sehingga, menurut dia, lebih tepatnya dalam konteks kejahatan HAM adalah tindakan joint criminal enterprise."Ada unsur komando, pelakunya TNI AD, Paskas AU, Kesatuan Tempur dan Teritorial serta polisi. Jadi kalau (disidang) pelakunya hanya satu, tidak mungkin. Karena itu kami anggap tidak ada pengadilan," ucapnya.Sebagaimana diketahui Pengadilan HAM kasus Paniai 2014 di Papua di gelar pada Kamis 8 Desember 2022, di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam putusan pengadilan membebaskan Isak Sattu, mantan perwira militer, dari semua tuduhan kejahatan kemanusiaan.

Terdakwa Kasus HAM Paniai Bebas, Natalius Pigai: Kami Anggap Tidak Ada Pengadilan!

Berita Terkait

Berita Rekomendasi