JAKARTA, REQnews - Kemunculan aliran menyimpang bernama Bab Kesucian yang diajarkan Yayasan Nur Makrifatullah di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) belakangan ini membuat gempar publik.Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel telah mengeluarkan maklumat sebagai respons atas kemunculan aliran baru tersebut.Sekretaris MUI Sulsel Muammar Bakry menyebut, dari hasil penelitian di lapangan, terkumpul informasi terkait pengamalan jemaah Bab Kesucian."Dari hasil penelitian ditemukan hal-hal yang menyimpang dari ajaran Islam yang benar, diantaranya meyakini Nabi Muhammad sebagai titisan Tuhan. Setiap pengikut jemaah yang baru bergabung mesti mengulangi syahadat," kata Bakry di Makassar, Jumat 10 Februari 2023.Selanjutnya, MUI menyatakan Bab Kesucian telah menafsirkan Al-Quran tak sejalan dengan kaidah tafsir serta mengingkari hadits Rasulullah Muhammas SAW.Selain itu, MUI juga mendapati informasi, bagi aliran Bab Kesucian, salat seperti yang dilakukan umat Islam saat ini dapat menjadikan seseorang menjadi musyrik, karena itu tidak diwajibkan."Sehingga mereka cukup mengganti bacaan Hizb (wirid tertentu). Pengikut jemaah yang sudah menikah diperintahkan untuk menceraikan pasangannya jika ia ingin menjadi anggota Bab Kesucian," ujarnya.Selanjutnya, Bab Kesucian mengharuskan pasangan suami istri untuk menikah ulang di hadapan guru.Bakry berkata, jemaah aliran Bab kesucian dilarang mengonsumsi makanan yang berasal dari hewan seperti susu, daging, ikan dan sebagainya."Jemaah diharuskan membayar zakat diri kepada guru dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk menghindari azab kubur. Jemaah yang melakukan kesalahan bisa menebusnya itu dengan cara membayar denda kepada guru," ucapnya.Sementara Idul Adha atau lebaran haji, hanya boleh dirayakan oleh jemaah yang sudah berhaji ke Tanah Suci saja.Selain itu, aliran Bab Kesucian juga menganggap berqurban dengan kambing dan sapi tidak ada dalilnya dalam Al-Quran."Yang diperintahkan untuk diqurbankan hanyalah qibas, itupun hanya qibas yang diturunkan oleh Allah SWT," kata dia.Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa pemahaman dan ajaran Bab Kesucian menyimpang dan sesat dari petunjuk Al-Quran, Sunnah, ljma, Qiyas dan panduan para ulama.&nbsp;"Pemahaman dan pengamalan ajaran ini oleh jemaah ini telah menimbulkan berbagai konflik keluarga dan masyarakat. Dari fakta lapangan, telah terjadi pertengkaran antar anggota keluarga, perceraian, dikucilkan oleh masyarakat, bahkan tindak pidana," kata Bakry.“Dengan demikian ajaran ini telah merusak dan memutus hubungan silaturrahim antar keluarga dan masyarakat.”

Begini Tanggapan MUI atas Munculnya Aliran Menyimpang Bab Kesucian di Gowa

Berita Terkait

Berita Rekomendasi