JAKARTA, REQnews - Anggota Komisi III DPR RI Benny K Harman meminta Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej atau Eddy Hiariej keluar dari ruangan rapat.&nbsp; Peristiwa itu terjadi ketika Komisi III DPR RI menggelar rapat kerja (raker) bersama dengan Kemenkumham terkait optimalisasi peran dan fungsi Kemenkumham jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa 21 November 2023.&nbsp; Ketika rapat dimulai, Wakil Ketua Komisi III DPR Habiburokhman pun mempersilakan Menkumham Yasonna Laoly untuk memaparkan data. Namun, ketika Yasonna hendak berbicara, Benny melakukan interupsi.&nbsp; Dihadapan peserta rapat, politikus Partai Demokrat itu mempertanyakan dan mempertegas status Eddy Hiariej sebagai tersangka di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).&nbsp; “Dihadapan kita ini, selain Pak Menkumham, ada Wamenkumham, apa ada yang tidak tahu status beliau ini?” kata Benny dalam rapat tersebut.&nbsp; “Yang oleh semua pihak diketahui status beliau ini, Wamenkumham ini tersangka, ditetapkan tersangka oleh KPK,” katanya.&nbsp; Ia pun kemudian meminta kepada Eddy Hiariej untuk keluar dari ruang rapat. Menurutnya, hal tersebut dilakukan agar rapat tidak 'cacat'.&nbsp; “Kami usulkan supaya yang bersangkutan tidak berada di ruangan ini,” kata Benny.&nbsp; Namun, Habiburokhman menilai bahwa dalam rapat tersebut tak ada relevansinya dengan status Eddy Hiariej. Sehingga dirinya memutuskan rapat dilanjutkan dengan Eddy Hiariej tetap berada di ruangan. “Sementara persoalan status atau apa namanya, rekan-rekan yang hadir, saat ini tidak ada relevansinya dengan persidangan ini. Jadi kita lanjut,” kata Habiburokhman.&nbsp; Diketahui, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Wamenkumham Edward Omar Sharif Hiariej atau Eddy Hiariej sebagai tersangka dugaan suap dan gratifikasi.&nbsp;&nbsp; Eddy Hiariej ditetapkan sebagai tersangka bersama dengan tiga orang lainnya pada 9 November 2023 lalu.&nbsp; Meski demikian, KPK tak melakukan penahanan sehingga Eddy Hiariej masih menjalankan jabatannya sebagai Wamenkumham RI.&nbsp; Kasus tersebut sebelumnya berawal dari adanya laporan dari Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso terkait dugaan tindak pidana korupsi, gratifikasi, atau pemerasan dalam jabatan yang diduga dilakukan oleh Wamenkumham Eddy Hiariej senilai Rp7 miliar.&nbsp; &nbsp; &nbsp;&nbsp; Aliran dana senilai Rp 7 miliar tersebut diduga diterima oleh Eddy Hiariej melalui dua orang asisten pribadinya yaitu YAR (Yogi Arie Rukmana) dan YAM (Yosi Andika Mulyadi).&nbsp; &nbsp; &nbsp;&nbsp; Pemberian uang tersebut diduga ada kaitannya dengan HH (Helmut Hermawan) yang sebelumnya merupakan Direktur Utama PT Citra Lampia Mandiri (CLM) dan meminta konsultasi hukum kepada Eddy Hiariej.

Jadi Tersangka di KPK, Anggota Komisi III Usir Wamenkumham dari Raker DPR

Berita Terkait

Berita Rekomendasi