Cape Canaveral, REQNews.com -- <a href="https://www.france24.com/en/live-news/20240109-bad-day-in-space-moon-mission-fails-and-nasa-program-delayed">Peregrine, robot pendarat Bulan yang diluncurkan NASA</a> awal pekan ini, dipastikan gagal setelah Astrobotic melaporkan ketidakmampuan mengarahkan panel surya ke Matahari dan manjaga baterei tetap terisi.Teknisi menemukan kesalahan sistem propulsi yang menjadi penyebab kehilangan baan bakar secara kritis, dan merusak bagian luar Peregrine."Peregrine tidak memiliki peluang melakukan pendaratan lunak, memupus harapan akan keberhasilan pendaratan pertama pesawat luar angkasa swasta," demikian penjelasan <a href="https://www.reqnews.com/read/news/72635/nasa-luncurkan-robot-pendarat-bulan-pertama-pekan-depan">Astrobotic,</a> perusahaan yang membuat Peregrine.NASA membayar lebih 100 juta dolar AS, atau Rp 1,5 triliun lebih, untuk mengirim perangkat keras ilmiah ke Bulan untuk menjawab pertanyaan komposisi permukaan dan radiasi sebagai persiapan mendaratkan manusia ke Bulan.Robot pendarat Bulan Peregrine meluncur Senin 8 Januari dari Stasiun Luar Angkasa Cape Canaveral Florida, dan berhasil memisahkan diri dari roket. Beberapa jam kemudian Astrobotic melaporkan kegagalan itu.Kegagalan ini membuktikan strategi kemitraan NASA dan perusahaan swasta memiliki kelemahan. "Ini adalah keseimbangan antara membuat kemajuan versus menerima risiko," kata Michael Lembeck, mantan pejabat NASA yang menjadi profesor di Universitas Illinois. Keamanan ArtemisKegagalan Peregrine bukan satu-satunya yang bikin gundah industri luar angkasa AS. Bill Nelson, administrator NASA, mengumumkan akan menunda rencana mengirim kembali manusia ke Bulan pada Desemebr 2025.Besar kemungkinan NASA baru bisa mengirim astronot ke Bulan pada September 2026. Namun, hanya sedikit analisis yakin NASA bisa mewujudkannya.Dalam pengarahan Selasa 9 Januari, pejabat NASA memberi rincian baru tentang kekhawatiran pembangunan kapsul Orion yang dikerjakan Lockheed martin.Pertama, misi Artemis I yang tidak berawak mengungkapkan perisai panas kehilangan sebagian material saat kembali ke atmosfer. Kedua, cacat desain ditemukan selama pengujian pada kemampuan Orion membuka dan menutup katup yang terhubung ke sistem pendukung keidupan.Amit Kshatriya, wakil administrator asosiasi untuk program Bulan ke Mars, mengatakan cacat desain ini sangat tidak bisa diterima.Ketiga, para insinyur melakukan pengujian tekanan pada kendaraan untuk mensimulasikan ejeksi darurat roket Space Launch Sysetm (SLS), dan menemukan baterei terputus. Artinya, Orion tidak mungkin dapat mampertahankan tenaga saat melayang kembali ke Bumi.

Kabar Buruk Industri Luar Angkasa AS: Robot Pendarat Bulan Gagal, NASA Undur Proyek Artemis

Berita Terkait

Berita Rekomendasi