TARAKAN, REQnews - Dekan Fakultas Hukum Universitas Borneo Tarakan (UBT), Prof. Yahya Ahmad Zein menyebut jika sikap golongan putih (golput) atau apatis dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi 'jebakan' di tengah situasi politik yang berjalan.&nbsp; Hal tersebut disampaikan oleh Yahya dalam dialog interaktif bertema 'Quovadis Pembangunan Ekonomi Kaltara Pasca Pemilu 2024' yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Bisnis Kalimantan Utara di Pondok Lesehan, Karang Anyar, Tarakan Barat, Senin 12 Februari 2024 malam.&nbsp; "Golput atau bisa juga kita sebut golongan hitam itu adalah jebakan. Karena tidak merepresentasi hasil pemilu berkualitas," kata Yahya dikutip pada Selasa 13 Februari 2024.&nbsp; Karena menurutnya, Pemilu yang digelar selama 5 tahun sekali itu, bisa menjadi momentum untuk memilih pemimpin yang dianggap mampu membawa pembangunan berkelanjutan.&nbsp; "Realitasnya, ketika yang kita pilih sudah menjabat, sering kali kebijakan-kebijakannya masih jauh dari harapan kita. Maka memilih pemimpin yang baik itu menjadi penting," kata dia.&nbsp; Menurutnya, melalui instrumen politik dapat menentukan masa depan Bangsa Indonesia. Ia meminta agar masyarakat tak buta dengan kondisi money politics yang masih mudah ditemukan yang hanya mengaburkan tujuan politik itu sendiri.&nbsp; Lebih lanjut, Yahya juga menyinggung mengenai masa depan proyek strategis nasional (PSN) yang berada pada pilihan politik masyarakat secara nasional.&nbsp; Menurutnya, memang masih ada kekurangan pada proyek-proyek yang tengah berjalan. Namun, kata dia, proyek strategis hadir karena dua tujuan penting.&nbsp; "Pertama untuk mengurai defisit infrastruktur, kedua mengurai defisit investasi," ujarnya.&nbsp; Direktur Politeknik Bisnis Kaltara Ana Sriekaningsih mengurai kondisi sejumlah investasi di Kaltata yang memiliki peluang penyerapan tenaga kerja besar. Pada realitanya sumber daya manusia (SDM) di Kaltara belum mampu memenuhi kebutuhan investasi tersebut dengan maksimal.&nbsp; "Pengusaha menginginkan kualifikasi keterampilan, maka tugas kita adalah menguatkan diri kita dari sisi keterampilan SDM kita. Baik itu pendidikan, kesehatan hingga kemampuan dalam terapan teknologi. Hal lain yang juga penting ada kurikulum bahasa dalam pendidikan kita, selain bahasa Inggris harus ada bahasa Mandarin. Dengan begitu serapan proyek strategis nasional terhadap SDM lokal tinggi," kata Ana.&nbsp; Sementara itu, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bulungan-Tarakan, Marso meminta agar para pemuda bisa melihat perkembangan perilaku pasar yang berubah sejak era digitalisasi.&nbsp; Marso mengatakan bahwa para pemuda dan mahasiswa harus bisa memanfaatkan teknologi khususnya dalam kaitan sektor ekonomi kreatif.&nbsp; "Tantangan di Kaltara berkaitan dengan digitalisasi dengan ekonomi kreatif adalah persoalan infrastruktur yang menjadi PR pemerintah," kata Marso.&nbsp; Contohnya, kata dia, masih banyak blank spot di beberapa titik di Kaltara yang tidak terjangkau oleh jaringan internet.&nbsp; "Sehingga pemerataan ini dapat dilakukan melalui pemerataan infrastruktur pembangunan yang harus didorong oleh pemerintah daerah," kata dia.&nbsp; Dekan Fakultas Perikanan UBT, Prof. Rukisah Saleh mengatakan bahwa balik Pemilu 2024, mahasiswa juga berkontribusi dalam peningkatan ekonomi di bidang kelautan dan perikanan melalui hilirisasi.&nbsp; "Raw material terkait dengan potensi perikanan Kaltara itu harus ada bentuk hilirisasi nya, itu akan mewujud melalui pentahelix. Pertama akademis memikirkan itu mengkaji dalam bentuk ide, gagasan, perencanaan," katanya.&nbsp; Sehingga menurutnya, perlu ada pengusaha juga yang mewujudkan, pemerintah yang mengawal dari sisi regulasi, memberikan ruang kepada pemodal atau investor dengan tetap mengedepankan investasi yang ramah.&nbsp; "Kemudian ada komunitas yang turut terlibat untuk mengisi dari sisi sumberdayanya. Ada media yang membantu menyebarluaskan informasi dalam mendukung iklim investasi yang baik, dalam rangka mendukung terciptanya kondusifitas daerah melalui narasi-narasi positif yang disampaikan kepada masyarakat," tambahnya.&nbsp; Namun, kata dia, media tetap memberikan ruang-ruang terhadap kontrol sosial untuk kritik kebijakan, demi kesinambungan kebijakan yang diambil oleh pemerintah.&nbsp; Rukisah pun mengapresiasi sikap kritis mahasiswa terhadap keberadaan proyek strategis nasional di Kaltara dan Kalimantan Timur (Kaltim), yang harus tetap dirawat.&nbsp; "Potensi akan tetap menjadi potensi jika tak kita manfaatkan. Kita yakini dulu, bahwa proyek strategis nasional untuk untuk keberlanjutan. Kekurangan dalam prosesnya iya, itu tugas kita untuk mengawal. Mengisi peran yang seharusnya kita isi," ujarnya.

Minta Masyarakat Gunakan Hak Pilihnya, Prof Yahya: Golput Itu Jebakan!

Berita Terkait

Berita Rekomendasi