Taikkyi, REQNews.com -- Junta Militer Myanmar memaksa penganut agama minoritas terlibat dalam wajib militer. Ko Ko Latt, aktivis Muslim Kaman, salah satunya. Namun Amanullah, nama asli Ko Ko Latt diduga dibunuh Tatmadaw -- sebutan untuk tentara junta militer Myanmar -- di kamp latihan.Situs <a href="https://www.irrawaddy.com/news/burma/myanmar-junta-blamed-for-muslim-conscripts-death.html">Irrawaddy,</a> mengutip sejumlah sumber, memberitakan jenazah Ko Ko Latt dibawa ke keluarganya untuk dimakamkan. Namun, tidak satu pun anggota keluarga korban; termasuk istri dan dua anaknya, berkomentar.BBC menduga keluarga Amanullah diperingatkan untuk tidak berbicara kepada siapa pun. Sedangkan Zaw Min Tun, juru bicara junta militer Myanmar, mengatakan Ko Ko Latt tidak sehat sebelum dibawa untuk wajib militer.Ko Ko Latt, berusia 27 tahun, bermukim di Desa Mee Laung Sakhan di Kotapraja Taikkyi, wilayah Yangon. Dia direkrut pada 28 Maret dan dibawa ke markas batalion di Kotapraja Mingaladon.Tatadaw dan pengurus desa menetapkan Ko Ko Latt sebagai satu-satunya penduduk yang layak direkrut untuk latihan militer. "Sampai pekan lalu, Ko Ko Latt menelepon penduduk meminta kiriman makanan karena karena makanan yang disediakan Tatmadaw mengandung daging babi," kata sumber yang dekat dengan keluarga.Tak lama setelah permintaan terakhirnya, keluarga ditelepon tentara yang mengabarkan Ko Ko Latt berada di rumah sakit Mingaladon. Belum lagi keluarga menjenguk, kabar berikut datang bahwa Ko Ko Latt telah meninggal.Pemakaman dilakukan tak lama setelah jenazah Ko Ko Latt tiba. "Wajahnya penuh luka dan ada darah di sektiar mulut seperti habis disiksa," kata seorang rekan masa kecilnya.Ko Nyan Hien, seorang ativis Muslim Kaman, menghubungi keluarga Amanullah dan mengatakan kematian seorang Muslim Kaman memperlihatkan bagaimana junta militer Myanmar memperlakukan pemeluk agama minoritas.Menurut Ko Nyan Hien, seorang pria sehat dari keluarga Muslim yang dilatih militer tidak boleh mati empat hari setelah selesai menjalani wajib militer. Tatmadaw akan menggunakan mereka sebagai tameng hidup bagi pasukan inti. <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Kamein">Siapa Muslim Kaman?</a>Kaman berasal dari Kamein, kata dalam Bahasa Persia yang artinya busur. Nenek moyang mereka berasal dari Persia, memperkuat militer Kerajaan Rakhine sebagai pemanah. Sejarah Kaman diajarkan di sekolah-sekolah di Myanmar.Berbeda dengan Muslim Rohingya, Muslim Kaman diakui pemerintah Myanmar dan diklasifikasikan sebagai satu dari tujuh kelompok etnis yang membentuk ras nasional Rakhine. Muslim Kaman dianggap sebagai penduduk asli dan diakui sebagai warga negara dengan kartu identitas nasional.Sebagai etnis diakui, Muslim Kaman tak luput dari sasaran wajib militer pemerintah junta. Di Rakhine, junta militer menghadapi Arakan Army (AA), atau tentara etnis Arakan, dan kalah di sejumlah medan tempur. AA kini merebut 10 kota di Rakhine dan pertempuran masih berlanjut.Kehilangan 10 kota membuat junta militer Myanmar hanya punya sedikit wilayah untuk menghimpun tentara baru lewat wajib militer. Di wilayah yang belum dikuasai AA itulah junta militer merekrut pemuda usia produktif untuk bertempur.Sekitar 1.000 Muslim Rohingya, setengah dari mereka pengungsi yang digebah junta militer Myanmar, dipaksa jadi tentara. Itu terjadi hanya dalam beberapa pekan.Tun Khin, dari Organsiasi Rohingya Burma-Inggris, mengatakan 97 wajib militer Rohingya tewas dalam pertempuran dengan AA. Semua yang tewas tidak mendapat latihan cukup sebagai tentara."Tidak ada dasar hukum bagi junta militer merekrut Muslim Rohingya," kata Tun Khin. "Sebab, junta militer Myanmar mencabut kewarganegaraan mereka."Junta militer Myanmar mewajibkan semua warga negara ikut dalam wajib militer. Jamita Ulama El-Islam meminta junta mengecualikan cendekiawan muda dan ustadz dari dinas militer, tapi Jenderal Min Aung Hlaing nggak mau dengar.Seorang pria di sebuah masjid di Yangon mengatakan; "Wajib militer di usia 20 tahun berlaku bagi siapa saja, tapi tidak bagi biksu Buddha. Ini tidak adil. Ustadz, guru-guru agama Islam belia dipaksa mati untuk junta, kami akan kehilangan ulama masa depan."

Junta Militer Myanmar Diduga Bunuh Aktivis Muslim Kaman di Kamp Latihan Militer

Berita Terkait

Berita Rekomendasi