Paris, REQNEws.com -- <a href="https://www.rt.com/news/600601-france-chaos-riots-election/">Pemilu Prancis putaran kedua</a> membalikan keadaan, koalisi sayap kiri Front Populer Baru mengungguli sayap kanan Partai Nasional dan kelompok tengah pimpinan Presiden Emmanuel Macron.Pendukung sayap kiri membanjiri jalan-jalan merayakan kemenangan, bentrokan, penjarahan, dan kerusuhan, di sekujur Prancis tak terhindarkan. Lebih 30 ribu polisi anti huru-hara, termasuk 5.000 di Paris, gagal mencegah kekerasan.Kerusuhan terjadi setelah hasil awal pemilu diumumkan, malam Minggu 7 Juli, dan pendukung koalisi sayap kiri turun ke tengah kota Paris, Nantes, Lyon, Marseille, dan Rennes.Massa berkumpul di Republiq Square, melepas kembang api dan berteriak; "Anak muda, persetan dengan Front National. Polisi berusaha membubarkan kerumunan dengan tembakan gas air mata, tapi masa bertopeng melemparkan botol, mendirikan barikade, dan membakar sepeda.Pemilik restoran, bank, dan kantor-kantor bisnis, mengantisipasi situasi sejak pemilu putaran kedua dimulai. Mereka menutup jendela dan pintu dengan panel kayu agar tidak mudah dijebol. Cara itu tak berhasil, sejumlah toko dijebol dan isinya dijarah. Le Pen Gigit Jari LagiPresiden Emmauel Macron 'berjudi dengan maut' ketika menyeru pemilu cepat, setelah sayap kanan Natisonal Rally tampil kuat dalam pemilu parlemen Uni Eropa, mengalahkan Partai Renaissance yang dipimpinnya.Pemilu Prancis putaran pertama menghasilkan National Rally pimpinan Marine Le Pen, dengan Jordan Bardella -- politisi berusia 28 tahun sebagai calon perdana menteri -- sebagai pemenang. Saat itu National Rally meraup 33,1 persen suara, dan dipastikan menguat pada putaran keduaYang terjadi sebaliknya. Perolehan kursi koalisi sayap kanan berada di urutan ketiga, dengan 143. Sayap kiri Front Populer Baru unggul dengan 182 kursi, dan kelompok tengah 163 juara.Sebelum pemilihan umum, Presiden Macron mengatakan siapa pun yang menang, jika bukan koalisi tengah pimpinannya, Prancis akan berada di ambang perang saudara. Kini, siapa bisa menjamin ramalan Macron tidak terwujud.&nbsp;

Sayap Kiri Menang Pemilu, Bentrokan, Kerusuhan, Penjarahan Terjadi di Seluruh Prancis

Berita Terkait

Berita Rekomendasi