Pennsylvania, REQNews.com -- Hanya beberapa jam setelah insiden 'upaya pembunuhan' Donald Trump meledak di media online, <a href="https://www.nbcnews.com/tech/internet/trump-rally-shooting-conspiracy-theories-flourish-online-rcna161752">teori konspirasi, klaim palsu</a>, dan pernyataan tak didukung fakta, meledak di media sosial.Teori-teori liar tentang serangan itu -- dimulai dengan spekulasi penembak sampai pertanyaan apakah insiden itu terencana atau tidak -- dengan cepat mengoleksi jutaan penayangan.Terlalu sedikit informasi rinci tentang apa yang sebenarnya terjadi membuat para ahli teori konspirasi, operator politik, dan oportunis media sosial, mengambil keuntungan dari situasi terbuka. Caranya, menyebar klaim klaim tidak terverifikasi atau didukung fakta ke platform teknologi yang tidak memoderasi postingan mengenai peristiwa berita politik besar.Di X, teori konspirasi dan informasi palsu tentang insiden itu mendapat perhatian beberapa menit. Ketika video upaya pembunuhan tersebar ke seluruh platform, dengan cepat mengumpulkan jutaan penayangan dan kata 'dipentaskan' menjadi trending topik tertinggi kedua setelah 'Trump.'Lebih 228 ribu postingan di platform X menggunakan istilah itu. Hanya dalam satu jam, postingan di X yang mengklaim penembakan itu direncanakan dilihat beberapa juta kali.Tidak ada bukti yang mendukung klaim bahwa penembakan itu terencana, Trump terluka dan satu penonton tewas dan lainnya luka-luka.Postingan di Instagram dan Thread Meta juga mencerminkan sentimen itu, namun untuk audiens lebih kecil.Antifa juga menjadi trending topik teratas di X setelah postingan media sosial tampaknya salah mengidentifikasi pria bersenjata yang bertanggung jawab atas penembakan.Postingan itu menyalahkan aktivis Antifa terkemuka, yaitu Mark Violets. Penegak hukum juga belum secara terbuka mengidentifikasi pelaku penembakan atau merilis informasi apa pun tentang latar belakang penembakan.Dalam postingan di X, Telegram, dan ruang online khusus, pengguna mengklaim bahwa identifikasi palsu berasal dari Departemen Kepolisian Butler. Postingan itu memuat foto seorang pria berkacamata dan topi hitam yang diduga merupakan tangkapan layar video yang diposting ke Youtube sebelum penyerangan. Pria itu mengklain keadilan akan datang. Itu semua salah.Postingan itu dibagikan oleh akun terverifikasi di X. Salah satu akun terverifikasi populer, Wall Street Silver, memposting klaim itu kepada 1,3 juta pengikut, tapi kemudian menghapusnya tanpa penjelasan. MAGA, akun propaganda Rusia dan Prout Boy di Telegram juga menyebarkan klaim itu.Orang di balik postingan itu sebenarnya Marco Violi, YouTuber asal Italia yang membuat vlog tentang sepak bola. Kebohongan rupanya bermula dari lelucon yang kali pertama diposting di X dari akun @Mussolinho, yang salah menyebut Violi sebagai pelaku penembakan. Foto Violi ditampilkan dalam postingan itu.Violi memposting di akun Instagram-nya bahwa berita itu palsu. "Saya sangat menolak terlibat dalam situasi ini. Saya di Roma dan tidak tahu apa yang terjadi."Alex Jones, pakar teori konspirasi lainnya, menyiarkan langsung di X kejadian upaya pembunuhan itu di X dan dilihat jutaan kali. Dalam serangkaian postingan di platform, Jones menyalahkan deep state.Akun Qanon di X, dengan ratusan ribu pengikut, menghasilkan jutaan penyaangan dengan membagikan nama-nama tokoh Partai Demokrat dan Partai Republik yang menurut mereka mungkin berkolusi dengan CIA untuk membuat insiden itu.Tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut.

Teori Konspirasi dan Klaim Palsu 'Upaya Pembunuhan' Donald Trump Meledak di Media Sosial

Berita Terkait

Berita Rekomendasi