JAKARTA, REQnews - Produk Roti Aoka kini menjadi sorotan setelah Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Kalimantan Selatan membawa roti tersebut ke Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Banjarmasin karena diduga mengandung pengawet yang berbahaya.&nbsp; Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansah menyarankan agar pemerintah dan BPOM melakukan investigasi terkait dengan produk tersebut.&nbsp; "BPOM harusnya melakukan investigasi makanan itu, karena kalo makanannya berbahaya mengandung zat pengawet berbahaya, itu bisa membahayakan konsumen," kata Trubus kepada REQnews.com pada Minggu 21 Juli 2024.&nbsp; Selain itu, menurutnya pemerintah juga harus menghentikan peredaran produk roti yang diduga mengandung bahan pengawet berbahaya itu.&nbsp; "Jadi pemerintah harus segera menyetop peredaran roti itu dan sekaligus melakukan investigasi, terhadap industri atau UMKM yang memproduksi roti itu," kata dia.&nbsp; Penarikan produk harus dilakukan, meskipun PT Indonesia Bakery Family yang memproduksi Roti Aoka membantah informasi tentang kandungan bahan pengawet berbahaya pada produk roti-rotinya.&nbsp; "Iya harus di stop dulu, kemudian seluruh produknya di tarik dulu dari pasaran, terus segera melakukan uji kesehatan di BPOM," katanya.&nbsp; Selain itu, Trubus menyarankan agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga turun tangan mengecek apakah produk tersebut juga mengandung bahan haram.&nbsp; "Jangan-jangan nanti tidak hanya mengandung zat berbahaya, tetapi juga mengandung hal-hal yang haram. Jadi menurut saya itu yang harus dipanggil semua, pemerintah, BPOM, dan MUI," lanjutnya.&nbsp; Lebih lanjut, menurutnya aparat kepolisian juga harus turun tangan melakukan penggeledahan hingga mencari unsur pidana dalam kasus tersebut.&nbsp; "Kemudian kepolisian harus melakukan penggeledahan, harus cepat itu, kalo ngga cepat nanti menimbulkan korban, berbahaya," kata Trubus.&nbsp; Ia pun meminta agar pemerintah memberikan informasi kepada masyarakat untuk tak mengkonsumsi roti yang dimaksud.&nbsp;&nbsp; "Jadi masyarakat jangan mengkonsumsi dulu sebelum ada penjelasan resmi dari BPOM maupun pemerintah. Ini juga tanggung jawab pemerintah daerah juga, harus segera bertindak cepat," ujarnya.&nbsp; Dikutip dari berbagai media, sebelumnya Wakil Kepala Bidang Perdagangan KADIN Kalsel, H Aftahudin menjelaskan pihaknya mencurigai Roti Aoka karena memiliki tingkat keawetan yang tidak wajar.&nbsp; "Roti Aoka ini awet sampai 6 bulan, sedangkan roti-roti biasa standar keawetannya maksimal 10 hari saja," ungkap H Aftahudin, Kamis 18 Juli 2024.&nbsp; Untuk memastikan hal tersebut, KADIN Kalsel melakukan uji laboratorium dengan mengambil beberapa sampel roti.&nbsp; Menurut Aftahudin, Roti Aoka diduga mengandung Sodium Dehydroacetate, bahan pengawet yang digunakan dalam produk kosmetik dan produk perawatan pribadi lainnya karena memiliki sifat antimikroba.&nbsp; "Zat ini sebenarnya juga merupakan bahan tambahan pengawet makanan. Namun, Maret 2024, Komisi Nasional Kesehatan China merilis beberapa laporan mengenai standar keamanan makanan," ujarnya.&nbsp; PT Indonesia Bakery Family yang memproduksi Roti Aoka pun membantah informasi tentang kandungan bahan pengawet berbahaya pada produk roti-rotinya.&nbsp; Humas PT Indonesia Bakery Family, Asep Nur Akhman mengatakan bahwa pihaknya telah mendapat izin edar dari BPOM.&nbsp; "Produk Roti Aoka yang diproduksi PT Indonesia Bakery Family sebanyak 16 produk sudah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan," kata Asep pada Kamis 18 Juli 2024.&nbsp; "Dalam melakukan produksi Roti Aoka kami tidak pernah menambahkan atau menggunakan Sodium Dehydroacetate pada produknya," ujarnya.

Viral Roti Aoka Diduga Mengandung Pengawet Berbahaya, Pemerintah Diminta Lakukan Investigasi

Berita Terkait

Berita Rekomendasi