JAKARTA, REQnews - Lembaga Survei Indo Barometer mengumumkan hasil survei mengenai elektabilitas sejumlah nama yang digadang-gadang bakal maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Semarang 2024.&nbsp; Direktur Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) Kamilov Sagala menilai jika survei tersebut hanya dijadikan referensi tambahan bagi sebuah partai untuk mengusung calon.&nbsp; Namun, ia mengatakan bahwa calon yang memiliki elektabilitas lebih tinggi, belum tentu memiliki popularitas yang tinggi juga di mata masyarakat.&nbsp; "Jadi misalnya kalau partai A mengatakan elektabilitas si A yang baik, yang bagus dengan nilai 10, belum tentu di partai B pantai C yang elektabilitasnya dalam survei bersama partai A tadi 10 nilai, bisa saja 5, 6 dan di bawah itu," kata Kamilov dalam keterangan pada Kamis 8 Agustus 2024.&nbsp; "Jadi kalau ditanya hasil survei itu dijadikan referensi, dia hanya referensi tambahan yang dicari oleh calon tadi dari partai tertentu. Dan belum tentu memiliki popularitas tinggi di masyarakat,” lanjutnya.&nbsp; Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa jika seorang Dico Ganinduto yang di berbagai survei lainnya dinyatakan bagus namun didalam survei ini kurang, mungkin saja pihak yang dilakukan survei kebetulan bukan massa pendukung Dico Ganinduto.&nbsp; Namun tidak berarti Dico akan kalah dalam percaturan ini karena bisa saja pihak yang saat ini tidak mendukung berubah pikiran nantinya.&nbsp; Sebagai informasi Survei Indo Barometer tersebut dilakukan pada 18-23 Juli 2024 di 16 kecamatan di Kota Semarang, dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan wawancara secara tatap muka. Sementara jumlah sampel pada survei ini sebanyak 400 responden.&nbsp; "Hasil survei yang hanya melihat elektabilitas saja atau keterpilihan. Kenapa? Karena cakupan suatu survei itu hanya menentukan jumlah cakupan dan sampel. Sampel itu artinya mulai dari pendidikan dan juga status, agama, dan segala macam," kata dia.&nbsp; Sehingga menurutnya, salah satu sensitifitas yang dapat menentukan arah politik masyarakat adalah populer tidaknya seorang calon kepala daerah.&nbsp; "Populer ini ada dampak dua yaa, ada populer dalam arti positif atau negatif. Nah ini yang harus dicari oleh suatu badan survei yang atau kelompok survei atau apapun itu yang mensurvei calon-calon Bupati, gubernur dan seterusnya," ujarnya.

Survei Elektabilitas Calon Wali Kota Semarang, Pengamat: Dico Ganinduto Belum Tentu Kalah

Berita Terkait

Berita Rekomendasi