JAKARTA, REQnews - Parlemen Irak menjadi sasaran amarah dan kekhawatiran yang meluas karena rancangan undang-undang yang diusulkan. Intinya yaitu negara tersebut berupaya mengurangi usia<a href="https://www.reqnews.com/read/news/59446/ratusan-anak-hamil-di-luar-nikah-ajukan-permohonan-nikah-dini-ini-tanggapan-mui"> menikah </a>untuk anak perempuan menjadi hanya 9 tahun.&nbsp;Undang-undang kontroversial tersebut diperkenalkan oleh Kementerian Kehakiman Irak damn bertujuan mengubah Undang-Undang Status Pribadi negara tersebut, yang saat ini menetapkan usia minimum untuk menikah adalah 18 tahun.RUU tersebut memungkinkan warga negaranya untuk memilih antara otoritas agama atau peradilan sipil memutuskan urusan keluarga. Sementara itu para kritikus khawatir jika hal ini mengakibatkan pemotongan hak dalam hal warisan, perceraian, dan hak asuh anak.&nbsp;Apabila disahkan, RUU tersebut memungkinkan anak perempuan berusia 9 tahun dan anak laki-laki berusia 15 tahun untuk menikah, yang memicu kekhawatiran akan meningkatnya pernikahan dini dan eksploitasi. Para kritikus berpendapat bahwa langkah regresif ini akan merusak kemajuan selama puluhan tahun dalam mempromosikan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender.Kondisi ini membuat beberapa pihak seperti organisasi hak asasi manusia, kelompok perempuan, dan aktivis masyarakat sipil menentang keras RUU tersebut. Mereka berpendapat bahwa pernikahan dini menyebabkan meningkatnya angka putus sekolah, kehamilan dini, dan meningkatnya risiko kekerasan dalam rumah tangga.Mengacu pada badan PBB untuk anak-anak, UNICEF, dikemukakan bahwa 28 persen anak perempuan di Irak sudah menikah sebelum usia 18 tahun.&nbsp;&nbsp;&nbsp;

Banyak Pihak Marah dan Protes, Ternyata Gegara Irak Wacanakan Anak Perempuan Sudah Legal Menikah di Usia Segini

Berita Terkait

Berita Rekomendasi