JAKARTA, REQnews - Keluarga warga Pesanggrahan, Jakarta Selatan yang menjadi korban penipuan dan penyekapan di Myanmar atas nama Suhendri Ardiansyah alias Hendri (27) mendatangi Bareskrim Mabes Polri pada Senin 12 Agustus 2024.&nbsp; Sepupu Hendri, Yohana Apriliani (35) mengatakan bahwa kedatangannya ke Bareskrim yaitu untuk Pengaduan Masyarakat (Dumas), meminta bantuan Polri agar memulangkan Hendri.&nbsp; Yohana menyebut bahwa kedatangannya ini bukanlah yang pertama, sebelumnya pihaknya telah dua kali mendatangi Bareskrim Polri untuk membuat aduan tersebut.&nbsp; “Sebenarnya ini sudah ketiga kalinya kita balik ke sini karena waktu awal kita ke sini sudah kesorean, lalu kita balik di hari berikutnya. Di hari berikutnya kita diarahin untuk konsultasi ke Satgas TPPO,” kata Yohana kepada wartawan di Mabes Porli pada Senin 12 Agustus 2024.&nbsp; Ia mengatakan setelah menceritakan peristiwa penyekapan yang dialami oleh sepupunya itu, pihaknya kemudian diarahkan untuk membuat Dumas.&nbsp; “Kebetulan baru hari ini kita sempet balik ke sini untuk mengembalikan Dumas ini. (Dokumen) Alhamdulillah sudah lengkap,” lanjutnya.&nbsp; Pihaknya juga membawa sejumlah bukti untuk melengkapi aduan tersebut, seperti isi pesan singkat bersama teman Hendri yang bernama Risky, yang menawarkan pekerjaan.&nbsp; "Lalu ada laporan Kemenlu dan BP2MI sama rekaman suara di dalam satu flash disk. Itu aja," katanya.&nbsp; Lebih lanjut, Yohana mengaku bahwa saat ini pihaknya tengah fokus minta pergerakan dari pemerintah dan kepolisian Indonesia untuk kepulangan Hendri.&nbsp; Terkait itu, pihaknya juga telah membuat laporan ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI. Namun, meminta dirinya untuk menunggu proses selanjutnya.&nbsp; “Dia juga bilang tunggu progres berikutnya. ‘Kita bakalan update terus ke keluarga untuk kelanjutannya’," kata Yohana.&nbsp; “Kemarin keluarga dapat kabar bahwa mereka (Kemlu) baru bisa mengeluarkan satu WNI tanggal 30 Juli kemarin. Dia bilang itu pun bertahap. Kayak ada kloter gitu katanya. Entah sepupu saya ini di kloter ke berapa nggak tahu gitu,” kata dia.&nbsp; Diberitakan sebelumnya, kasus bermula saat Hendri dijanjikan pekerjaan di Thailand dengan gaji tinggi yakni 10 ribu dollar AS atau setara Rp 159 juta. Namun, ia justru dibawa ke Myanmar dan berakhir disekap serta dianiaya.&nbsp; Oleh pelaku, pihak keluarga Hendri diminta membayar uang tebusan. Pelaku penipuan diketahui berbicara dengan Bahasa Melayu dan diduga merupakan warga negara Malaysia.&nbsp; "Jadi Hendri terjemahin, antara tangan, kalau enggak kaki (jika tak ditebus keluarga)," ujar sepupu korban bernama Daniel (39 tahun), dikutip Minggu 11 Agustus 2024.&nbsp; Lebih lanjut, Daniel menjelaskan jika pihak keluarga sudah sempat dimintai uang Rp 18 juta. Namun uang itu bukan untuk melepaskan Hendri, melainkan meringankan beban siksaan terhadap Hendri.&nbsp; "Dia (Hendri) telepon bapaknya, minta duit sekitar Rp18 jutaan dulu. Itu bukan buat lepasin Hendri, itu buat ringanin beban dia dalam arti enggak digebukin," jelasnya.&nbsp; Apabila Hendri ingin dibebaskan, keluarga diminta menebus korban dengan uang 30 ribu dollar AS atau sekitar Rp 500 juta.&nbsp; "Pelaku minta tebusan 30.000 dollar AS, kalau dihitung rupiah kurang lebih Rp 500 juta," ujar Daniel.&nbsp; Selama disekap, kata Daniel, Hendri mengalami berbagai macam penyiksaan sadis. Mulai dari dipukul dengan stik golf dan baseball, tak diberi makan hingga disuruh minum air hujan.&nbsp; "Ya dia disiksa, sampai namanya dipukul pakai stik golf, stik baseball," kata Daniel&nbsp; "Enggak dikasih makan, enggak dikasih minum, kalau hujan minumnya air hujan," tandasnya.

Keluarga Korban Penyekapan di Myanmar Buat Aduan ke Bareskrim, Minta Hendri Dipulangkan

Berita Terkait

Berita Rekomendasi