JAKARTA, REQnews - Sebuah penelitian yang dikemukakan oleh para peneliti di Project Multatuli menunjukkan kekhawatiran perihal<a href="https://www.reqnews.com/read/news/59525/cina-hadapi-krisis-demografi-populasi-menua-wanita-lebih-suka-kerja-daripada-punya-anak"> bonus demogfrafi </a>2045 yang dinilai bukan jaminan sebuah dampak yang positif.&nbsp;Berdasarkan keterangan yang diunggah di media sosial Instagram @projectm_org pada Sabtu 18 Januari 2025, dijelaskan bahwa dari 282 juta penduduk Indonesia, mayoritas berada dalam rentang usia produktif.&nbsp;Hal ini membuat pemerintah optimis terkait visi generasi emas pada tahun 2045. Mereka dinilai merupakan bonus demografi untuk menjadi sumber tenaga kerja dan pelaku ekonomi. Harapannya di 2045 seluruh generasi muda Indonesia adalah individu berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing tinggi.Namun kenyataannya, usia produktif bukanlah sebuah jaminan untuk menjadi produktif. Berdasarkan hasil penelitian, dijelaskan bahwa GenZ cukup kesulitan menghidupi diri sendiri.&nbsp;Ternyata berdasarkan penelitian dari Project Multatuli terdapat beberapa faktor yang memicu hal ini.&nbsp;Pertama yaitu ilusi bonus demografi. Awalnya pemerintah berharap jika di 2045 seluruh generasi muda bisa hidup berkualitas, berkompeten dan berdaya saing tinggi. Namun ternyata dari tahun 2010-2023, gender laki-laki masih menjadi yang terbanyak masuk ke insititusi pendidikan dibandingkan perempuan. Lalu per Maret 2023, hanya 30% saja penduduk Indonesia yang tamat SMA dan sederajat serta 6% universitas yang meluluskan mahasiswa di tahun yang sama.&nbsp;“Dari sini bisa dilihat mayoritas adalah tamatan pendidikan dasar,” kata peneliti project tersebut.&nbsp;Belum lagi, generasi Z yang harus menanggung hidup dari lansia namun dirinya juga belum bisa mencukupi kebutuhan pribadinya.&nbsp;Lalu kedua ada juga krisis kelas menengah. Hanya sekitar 50% orang yang memiliki jaminan sosial. Diketahui juga hanya 35% genZ yang bekerja memperoleh perlindungan. Mereka rata-rata tersebar di seluruh nusantara. Lapangan kerja yang sedikit juga menjadi masalah baru.&nbsp;Maka para peneliti ini sepakat bahwa salah satu upaya mencegah hal ini adalah dengan memberdayakan perempuan. Caranya dengan mendukung berbagai fasilitas yang bisa menunjang perempuan tetap bisa bekerja salah satunya dengan memperhatikan jasa penitipan anak.&nbsp;&nbsp;

Bonus Demografi 2045, Usia Produktif Bukan Jaminan? Berikut Penjelasannya

Berita Terkait

Berita Rekomendasi