JAKARTA, REQnews - Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri menyita aset para tersangka kasus investasi bodong robot trading Net89 senilai Rp1,5 triliun.&nbsp; Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Helfi Assegaf mengatakan bahwa penyitaan dilakukan berdasarkan hasil penyidikan dengan dikuatkan dari penetapan di pengadilan.&nbsp; "Kita berhasil melakukan penyitaan yang dikuatkan dengan penetapan penyitaan dari pengadilan yaitu berupa aset properti sebanyak kurang lebih dengan total nilai Rp1,5 triliun," kata Helfi di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Rabu 22 Januari 2025.&nbsp; Menurutnya, aset yang disita oleh penyidik berupa bangunan tidak bergerak maupun barang bergerak, seperti 11 mobil mewah senilai belasan miliar rupiah.&nbsp; "Untuk total mobil yang kita sita saat ini ada 11 unit senilai kurang lebih Rp15 miliar," kata jenderal bintang satu Polri itu.&nbsp; Kemudian, ada aset lain 26 properti berupa hotel, vila, kantor, apartemen, ruko, dan rumah senilai Rp1,5 triliun.&nbsp; Properti tersebut tersebar di beberapa kota seperti Jakarta, Tangerang, Bogor, Bali, Pekanbaru, Banjarmasin, Balikpapan, Batam, Belitung hingga Bandung.&nbsp; Lebih lanjut, Helfi mengatakan jika pihaknya juga menyita menyita uang tunai senilai Rp52,5 miliar dan selanjutnya akan dipindahkan ke rekening penampungan Bareskrim Polri.&nbsp; Ia menjelaskan bahwa dalam kasus ini, ada 7.000 korban yang telah tercatat melapor ke Bareskrim Polri.&nbsp; Helfi pun kemudian mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam berinvestasi dengan memastikan investasi yang dipilih terdaftar serta diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).&nbsp; "Jika menemukan indikasi ada investasi ilegal segera dilaporkan kepada pihak berwenang dan kami berkomitmen terus akan melakukan pengembangan terkait dengan perkara yang kita tangani saat ini," ujarnya.&nbsp; Dalam kasus ini, Helfi mengatakan jika pihaknya juga telah menetapkan 15 tersangka, dengan total 14 tersangka perorangan dan satu korporasi yaitu PT Simbiotik Multitalenta Indonesia (SMI).&nbsp; Para tersangka dijerat Pasal 105 dan atau Pasal 106 Undang-Undang Nomor 11 Tahun2020 tentang Cipta Kerja perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan dan atau Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUHP dan atau Pasal 3, Pasal 5, Pasal 10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) juncto Pasal 55 KUHP juncto Pasal 56 KUHP juncto Pasal 64 KUHP juncto Pasal 65 KUHP.&nbsp; 15 tersangka tersebut yaitu:&nbsp; - AA (Komisaris PT SMI-DPO dan Red Notice)&nbsp; - LSH (Direktur Utama PT SMI-DPO dan Red Notice)&nbsp; - ESI (Founder dan Exchanger NET89) ditahan di Rutan Bareskrim Polri&nbsp; - DI (Founder dan Exchanger NET89) ditahan di Rutan Bareskrim Polri&nbsp; - YW (Founder dan Exchanger NET89) ditahan di Rutan Bareskrim Polri&nbsp; - RS (Sub-Exchanger NET89) ditahan di Rutan Bareskrim Polri&nbsp; - AR (Sub-Exchanger NET89) ditahan di Rutan Bareskrim Polri&nbsp; - FI (Sub-Exchanger NET89) ditahan di Rutan Bareskrim Polri&nbsp; - AA (Sub-Exchanger NET89) ditahan di Rutan Bareskrim Polri&nbsp; - MA (Sub-Exchanger NET89) belum ditahan karena sakit&nbsp; - BS (Direktur PT CAD) belum ditahan karena sakit&nbsp; - MA (Komisaris PT CTI) ditahan di Rutan Bareskrim Polri&nbsp; - TL (Istri dari AA Komisaris PT SMI-DPO)&nbsp; - IR (Direktur IT PT SMI) ditahan di Rutan Bareskrim Polri&nbsp; - Badan Hukum PT SMI – berkas perkara tindak pidana koorporasi TPPU.

Bareskrim Sita Aset Milik Tersangka Robot Trading Net89 Senilai Rp1,5 Triliun!

Berita Terkait

Berita Rekomendasi