JAKARTA, REQnews - Bareskrim Polri mengungkap jika gembong narkoba jaringan internasional, Fredy Pratama masih berada di Thailand dan mendapat perlindungan.&nbsp; Sehingga, Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa mengatakan bahwa pihaknya hingga kini belum bisa melakukan penangkapan.&nbsp; "Fredy masih dilindungi di Thailand. Kita belum bisa jangkau," kata Mukti kepada wartawan di Jakarta pada Kamis 13 Februari 2025.&nbsp; Fredy Pratama yang merupakan gembong narkoba itu, menurutnya sulit disentuh oleh pemerintah Thailand. Namun, Mukti memastikan pihaknya terus berupaya untuk menangkap buronan itu.&nbsp; "Kita masih maksimalkan untuk penangkapan," kata jenderal bintang satu Polri itu.&nbsp; Diketahui, Bareskrim Polri sebelumnya mengungkap dua kasus peredaran narkoba jaringan internasional di Indonesia, yang terindikasi kuat dengan Fredy Pratama.&nbsp; Pertama yaitu pengungkapan kasus penjualan sabu di Sunter, Jakarta Utara yang dikirim dari Malaysia pada Selasa 14 Januari 2025. Dalam kasus tersebut, polisi menangkap empat pelaku warga negara (WN) Malaysia berinsial M, L, G, dan O.&nbsp; Para pelaku diketahui telah empat kali bolak balik Malaysia-Jakarta untuk menjual sabu di pergudangan Sunter, Jakarta Utara. Namun, pada kegiatan keempat berhasil digagalkan Polri dengan menyita bukti sebanyak 15 kg sabu.&nbsp; Saat ini, para tersangka telah ditahan di Rutan Bareskrim Polri. Sementara satu lainnya yang juga WN Malaysia berinisial T masih buron.&nbsp; Lebih lanjut, kasus kedua yaitu pengedaran narkoba jenis sabu jaringan Thailand di Aceh. Dalam kasus ini, empat warga Indonesia berinisial I, F, E, dan M ditangkap.&nbsp; Total ada 135 kg sabu disita yang diduga berasal dari Fredy Pratama. Sabu yang dikirim dari Thailand itu hendak diedarkan di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Medan.&nbsp; Para tersangka kemudian ditahan di Rutan Bareskrim Polri. Sementara itu, Polri masih mengejar dua pelaku lainnya berinisial K dan B.&nbsp; Para tersangka dijerat Pasal 114, subsider Pasal 112, subsider Pasal 127 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 &nbsp;tentang Narkotika. Dengan ancaman hukuman mati, minimal 5 tahun dengan denda Rp10 miliar rupiah.

Ungkap Kendala Tangkap Fredy Pratama, Brigjen Mukti: Masih Dilindungi di Thailand

Berita Terkait

Berita Rekomendasi