JAKARTA, REQnews - Bareskrim Polri mengungkap kasus judi online jaringan internasional 1XBET, dengan menangkap sembilan orang tersangka di sejumlah lokasi yang berbeda.&nbsp; Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro mengatakan para tersangka meraup keuntungan mencapai ratusan miliar selama satu tahun.&nbsp; "Hasil kegiatan judol tersebut, para pelaku memperoleh keuntungan ratusan miliar dalam kurun 1 tahun," kata Djuhandani dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Jumat 21 Februari 2025.&nbsp; Ia mengatakan bahwa para pelaku menyamarkan hasil keuntungan dari praktik judi online tersebut dengan menempatkan dana melalui rekening atas nama orang lain.&nbsp; "Kemudian para pelaku mengkonversikan mata uang asli ke mata uang asing melalui beberapa money changer. Kemudian digunakan sebagai kebutuhan pribadi pelaku," katanya.&nbsp; Diketahui, Bareskrim Polri mengungkap kasus judi online dengan menangkap sembilan orang tersangka pada dua waktu yang berbeda.&nbsp; Pertama, polisi menangkap lima orang tersangka berinisial AW (31) selaku agen grup belklo situs 1XBET, RNH (34) selaku supervisor operator, seorang perempuan berinisial RW (32) selaku admin keuangan, MYT (31) selaku operator dan RI (40) selaku member platinum.&nbsp; Para tersangka ditangkap di tiga lokasi yang berbeda yaitu ada di Kota Depok, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dan Kota Tangerang, Banten secara serentak pada 14 November 2024.&nbsp; Setelah dikembangkan, pihak kepolisian kemudian menangkap empat orang tersangka di dua provinsi yaitu Batam, Kepulauan Riau dan Pekanbaru, Riau pada 11 Februari 2025.&nbsp; Mereka adalah perempuan berinisial AT (35) selaku agen group mimosa situs 1XBET, DHK (37) selaku supervisor operator, WY (30) selaku admin keuangan dan seorang laki-laki berinisial FR (31) selaku operator.&nbsp; Djuhandhani menyebut bahwa para pelaku judi online jaringan internasional ini, saling berkordinasi dengan beberapa agen judi online 1XBET yang berada di beberapa negara yaitu China, Filipina, kamboja, Vietnam, dan Thailand.&nbsp; "Untuk bertukar data perbankan maupun situasi terkait pengawasan judi online oleh aparat penegak hukum dimasing-masing negara," ujarnya.&nbsp; Atas perbuatannya itu, para tersangka disangkakan Pasal 303 KUHP, dengan ancaman hukuman pidana penjara maksimal 10 tahun, Pasal 45 ayat (3) jo. pasal 27 ayat (2) Undang-undang nomor 1 tahun 2024 tentang perubahan kedua atas Undang-undang nomor 1 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dengan ancaman hukuman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda paling banyak Rp10 miliar.&nbsp; Kemudian, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 Undang-undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, dengan ancaman pidana penjara maksimal 20 tahun dan denda paling banyak Rp10 miliar.

Pelaku Judi Online 1XBET Disebut Raup Keuntungan Ratusan Miliar dalam Setahun

Berita Terkait

Berita Rekomendasi