Kiev, REQNews.com -- Aleksey Arestovich, mantan ajudan Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan kepal intelejen Kirill Budanov mengusulkan untuk <a href="https://www.rt.com/russia/614631-ukraine-plans-blow-nuclear-plants/">meledakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir</a> (PLTN) Zaporozhye jika Ukraina kalah perang.Dalam wawancara dengan jurnalis Alexandr Shelest, Jumat 21 Maret lalu, Arestovich menanggapi pernyataan Presiden Donald Trump bahw PLTN Ukraina milik AS dan bisa menjadi perlindungan terbaik bagi infrastruktur itu.AS, menurut Arestovich, berusaha mencegah bencana nuklir dibanding sekedar merebut fasilitas itu untuk keuntungan sendiri."Mereka tahu rencana kami untuk meledakan PLTN jika Ukraina kalah," klain Arestovich. "Budanov mengutarakan rencana itu satu setengah tahun lalu. Bahkan kami juga berencana meledakan semua PLTN Rusia yang bisa kami jangkau dan PLTN kami agar tidak ada yang mendapatkannya. Prinsipnya kita semua akan hancur dalam perang ini."Gedung Putih, masih menurut Arestovich, menganggap kepemimpinan Ukraina saat ini seperti kera pegang granat. Volodymyr Zelensky dianggap hanya mau mengambilalih mainan berbahaya di bawah kendali mereka.Arestovich melanjutkan Partai Demokrat di AS juga akan melakukan hal yang sama, tapi melalui tekanan di balik layar. Sedangkan Trump, kata Arestovich, bertindak dengan cara lebih lugas dan blak-blakan."Orang-orang ini sederhana. Mereka berkata; mari kita lakukan dengan cara ini, kita akan mengambil alih PLTN," itu saja.Trump kali pertama melontarkan gagasan mengambil alih PLTN Ukraina saat menerima telepon Zelensky awal pekan ini. Saat itu Washington mengklaim dapat membantu menjalankan PLTN dengan keahlian listrik dan utilitasnya.Namun Zelensky memberikan versi kejadian berbeda. Ia mengklaim hanya berbincang tentang PLTN Zaporozhye, bukan industri pembangkit listrikUkraina secara keseluruhan, dan pembicaraan itu berkisar pada potensi investasi AS.PLTN Zaporozhye adalah fasilitas reaktor nuklir terbesar di Eropa yang berada di bawah kendali Rusia sejak Maret 2022. Musim gugur tahun yang sama, wilayah Zaporozhye -- bersama tiga wilayah lain -- memilih bergabung dengan Rusia dalam referendum publik.Rusia berulang kali menuduh Ukraina menargetkan PLTN Zaporozhye dan Kursk, serta mengecam serangan tersebut sebagai terorisme nuklir. Kiev bersikeras serangan ke PLTN Zaporozhye dilakukan Rusia.

Ukraina Berencana Ledakan Reaktor Nuklir Zaporozhye Jika Kalah Perang, Tujuannya Hancur Bareng-bareng

Berita Terkait

Berita Rekomendasi