Mandalay, REQNews.com -- Junta militer Myanmar, Rabu 2 April, mengumumkan <a href="https://www.channelnewsasia.com/asia/myanmar-junta-earthquake-temporary-ceasefire-declaration-5040416">gencatan senjata</a> akibat gempa magnitudo 7,7 dan korban gempat meratap putus asa memohon lebih banyak bantuan.Gempa magnitudo 7,7, Jumat lalu, meratakan hampir seluruh bangunan di sekujur Myanmar, menewaskan 3.000 orang dan ratusan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.Ketika semua sibuk membantu dan mencari korban, junta militer menyerang markas-markas pemberontak dengan bom. Banyak negara mengecam, dan mendesak junta militer mengumumkan gencatan senjata.Junta militer belum tuli. Mereka mendengar seruan itu, dan mengatakan akan memberlakukan gencatan senjata Rabu 2 April untuk mempermudah upaya banguan. Kelompok-kelompok perlawanan dalam perang saudara empat tahun juga mengumumkan janji serupa.Dalam pernyataan resminya, junta militer mengatakan gencatan senjata untuk mempercepat upaya bantuan dan rekonstruksi, serta menjaga perdamaian dan stabilitas.Namun junta militer Myanmar juga memberi peringatan kelompok pemberontak dan dan kelompok bersenjata pro-demokrasi bahwa emreka akan menanggapi serangan, tindakan sabotase, pengumpulan, dan pengorganisasian, serta perluasan wilayah yang akan merusak perdamaian. Penyaluran Bantuan, PanikDi Wilayah Sagaing, ratusan orang putus asa berebut bantuan. Orang-orang berlarian di tengah lalu lintas untuk bergabung dalam antrean. Sagaing berada di atas epicentrum gempa, yang menimbulkan kerusakan paling parah.Relawan membagikan air, beras, minyak goreng, dan perlengkapan dasar lainnya, kepada penduduk yang meminta bantuan."Saya belum pernah mengantre makanan seperti ini sebelumnya," kata Cho Cho Mar, 35 tahun, seraya menggendong bayinya dan memegang bungkus kopi instan dan obat nyamuk.Badan Kesehatan PBB (WHO) mengatakan kerusakan di kota meluas, dengan satu dari tiga rumah runtuh dan lima hari setelah gempa penduduk mengeluhkan kurangnya bantuan.Aye Thi Kar, kepal sekolah untuk biarawati muda, mengatakan persediaan makanan menipis tapi tempat berteduh merupakan prioritas. Penduduk juga membutuhkan kelambu untuk mengusir nyamuk.Di malam hari, banyak orang tidur di jalanan terbuka. Mereka tidak dapat menempati bangunan yang rusak karena takut gempa susulan. &nbsp;

Junta Militer Myanmar Umumkan Gencatan Senjata Sementara, Penduduk Myanmar Tidur di Jalanan

Berita Terkait

Berita Rekomendasi