LOMBOK, REQNews &nbsp;– Kasus <a href="https://www.reqnews.com/read/news/86007/oknum-tenaga-ahli-dprd-dki-jakarta-dilaporkan-atas-dugaan-pelecehan-seksual">pelecehan seksual </a>yang melibatkan seorang kiai di salah satu <a href="https://www.reqnews.com/read/news/69926/cabuli-24-murid-lakilaki--dua-guru-pondok-pesantren-di-sumut-divonis-12-tahun-penjara">pondok pesantren</a> (ponpes) ternama di Lombok, Nusa Tenggara Barat membuat masyarakat geger.Kejadian tersebut saat ini diketahui tengah menjadi sorotan tajam di media sosial. Pimpinan pondok pesantren berinisial AF dilaporkan ke <a href="https://www.reqnews.com/read/news/59219/panitia-konser-sheila-on-7-diperiksa-polresta-mataram">Polresta Mataram </a>pada Senin, 21 April 2025, atas tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap puluhan santriwati.Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) akan turun ke Lombok, Nusa Tenggara Barat untuk memantau kasus dugaan pencabulan puluhan santriwati tersebut.Hal itu disampaikan Perwakilan dari Aliansi Stop Kekerasan Seksual NTB, Yan Mangandar Putra.Ia menjelaskan Komnas HAM akan turun langsung memantau korban. Komnas HAM juga akan mengecek langsung kondisi ponpes di Desa Kekait, Gunungsari, Lombok Barat yang menjadi lokasi para korban dilecehkan.“Informasi dari bagian pemantauan Komnas HAM, dalam waktu dekat Komnas HAM akan turun,” kata Yan, Kamis, 24 April 2025.Sementara itu, Gubernur NTB Lalu Iqbal ikut menyoroti kasus ini dan juga sudah menemui korban pada Rabu kemarin.Menurut Yan, Gubernur Lalu Iqbal berjanji akan komitmen melindungi para korban.“Kemarin gubernur janji untuk memberikan perlindungan kepada korban, dengan memberi pendampingan hukum selama proses hukum dan menyediakan tenaga layanan psikologi,” ujar Yan.Awal mula kasus ini mencuat ketika korban melaporkan ke pihak kepolisian bahwa dirinya mengalami pelecehan seksual di ponpes Lombok tersebut.Atas adanya laporan ini, Kepala Satreskrim Polresta Mataram Ajun Komisaris Polisi Regi Halili menyatakan pihaknya kini sedang meminta klarifikasi kepada para pihak."Baik pelapor, korban, terlapor, maupun pendiri pondok pesantren semua dimintai keterangan," ujarnya.Selain meminta klarifikasi para pihak, kepolisian juga melakukan olah tempat kejadian perkara di lingkungan pondok pesantren.Sejauh ini ada delapan korban yang diperiksa baik dalam status sebagai korban dan saksi.Pelaku berinisial AF ini diketahui melakukan aksi pelecehan seksual terhadap santriwatinya sebanyak 22 orang.Seluruh korban merupakan alumni dari pesantren yang sama, dan baru berani bersuara setelah menemukan keberanian usai menonton serial Malaysia berjudul Bidaah.Berdasarkan kesaksian para korban, pelaku diduga merayu mereka dengan janji spiritual. Jika bersedia berhubungan dengannya, mereka diyakinkan akan mendapatkan keberkahan dalam rahim.Bahkan kelak akan melahirkan anak yang menjadi wali atau ulama besar.Kejadian pelecehan seksual dilakukan terduga pelaku di kamar asrama pada waktu dini hari.Yang diduga mengalami persetubuhan sekitar 10 orang, sisanya mengalami pencabulan. Semuanya masih anak-anak saat kejadian.

Gubernur NTB hingga Komnas HAM Turun Tangan di Kasus Kiai Ponpes Lombok Cabuli 22 Santriwati

Berita Terkait

Berita Rekomendasi