JAKARTA, REQnews - Penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) tak menutup kemungkinan ada tersangka baru dalam kasus dugaan permufakatan jahat yang merintangi penyidikan terkait penanganan beberapa kasus korupsi di Kejaksaan.&nbsp; Diketahui, sebelumnya penyidik telah menetapkan Direktur Pemberitaan Jak TV,&nbsp; Tian Bahtiar (TB) dan dua pengacara sebagai tersangka.&nbsp; Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar mengatakan bahwa penetapan tersangka dilakukan apabila penyidikan menemukan fakta-fakta hukum.&nbsp; "Ya nanti kita lihat seperti apa, apakah ada fakta-fakta hukum baru juga yang ditemukan oleh penyidik," kata Harli dalam keterangannya di Kejagung, Jakarta Selatan pada Senin 28 April 2025.&nbsp; "Tetapi yang pasti terkait dengan dugaan perintangan terhadap penanganan perkara masih dilakukan terhadap ketiga orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka," ujarnya.&nbsp; Diketahui, Kejagung sebelumnya telah metapkan tiga tersangka perintangan penyidikan kasus korupsi yang tengah ditangani yaitu kasus korupsi izin ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), timah hingga impor gula Tom Lembong.&nbsp; Mereka adalah advokat Junaedi Saibih (JS) dan Marcela Santoso (MS), serta Tian Bahtiar (TB) Direktur Pemberitaan Jak TV. Para tersangka diduga melakukan permufakatan jahat untuk mengganggu penanganan perkara tersebut.&nbsp; &nbsp; Tersangka JS dan MS disebut memberikan uang sebesar Rp478.500.000 kepada JB untuk membuat dan mempublikasikan pemberitaan yang menyudutkan pihak Kejaksaan.&nbsp; &nbsp; Tersangka Tian mempublikasikan berita tersebut di media sosial, media online, dan Jak TV news sehingga Kejaksaan dinilai negatif, dan telah merugikan hak-hak tersangka atau terdakwa dalam kasus yang ditangani oleh tersangka MS dan JS.&nbsp; &nbsp; Tersangka JS juga membuat narasi-narasi dan opini-opini positif bagi timnya, serta narasi penghitungan kerugian negara yang diungkap Kejagung tidak benar. Narasi tersebut kemudian dipublikasikan oleh tersangka TB dalam bentuk berita di sejumlah media sosial dan media online.&nbsp; &nbsp; Atas perbuatannya itu, ketiganya disangkakan pasal 21 undang-undang tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana diubah undang-undang nomor 21 tahun 2021 jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.

Kejagung Tak Tutup Kemungkinan Tetapkan Tersangka Baru di Kasus Direktur Jak TV

Berita Terkait

Berita Rekomendasi