JAKARTA, REQnews - Penyidik Direktorat Jampidsus Kejaksaan Agung (Kejagung) memeriksa dua saksi terkait dugaan pemufakatan jahat yang merintangi penyidikan beberapa kasus korupsi yang ditangani Kejaksaan.&nbsp; Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar mengatakan bahwa keduanya merupakan akademisi dari Universitas Indonesia (UI) dan Institute Pertanian Bogor (IPG).&nbsp; "EA selaku Guru Besar Pidana UI dan SS selaku Guru Besar Ekonomi dan Kehutanan dan Lingkungan IPB," kata Harli dalam keterangannya pada Jumat 2 Mei 2025.&nbsp; Lebih lanjut, Harli mengatakan bahwa mereka diperiksa sebagai saksi atas nama tersangka Junaedi Saibih (JS) dan kawan-kawan (dkk).&nbsp; Namun, Harli tak menjelaskan lebih jauh mengenai hasil pemeriksaan terhadap mereka. Menurutnya, pemeriksaan dilakukan untuk melengkapi pemberkasan.&nbsp; "Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan dalam perkara dimaksud," ujarnya.&nbsp; Diketahui, Kejagung sebelumnya telah metapkan tiga tersangka perintangan penyidikan kasus korupsi yang tengah ditangani yaitu kasus korupsi izin ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), timah hingga impor gula Tom Lembong.&nbsp;&nbsp; Mereka adalah advokat Junaedi Saibih (JS) dan Marcela Santoso (MS), serta Tian Bahtiar (TB) Direktur Pemberitaan Jak TV. Para tersangka diduga melakukan permufakatan jahat untuk mengganggu penanganan perkara tersebut.&nbsp; &nbsp;&nbsp; Tersangka JS dan MS disebut memberikan uang sebesar Rp478.500.000 kepada JB untuk membuat dan mempublikasikan pemberitaan yang menyudutkan pihak Kejaksaan.&nbsp; &nbsp;&nbsp; Tersangka Tian mempublikasikan berita tersebut di media sosial, media online, dan Jak TV news sehingga Kejaksaan dinilai negatif, dan telah merugikan hak-hak tersangka atau terdakwa dalam kasus yang ditangani oleh tersangka MS dan JS.&nbsp; &nbsp;&nbsp; Tersangka JS juga membuat narasi-narasi dan opini-opini positif bagi timnya, serta narasi penghitungan kerugian negara yang diungkap Kejagung tidak benar. Narasi tersebut kemudian dipublikasikan oleh tersangka TB dalam bentuk berita di sejumlah media sosial dan media online.&nbsp; &nbsp;&nbsp; Atas perbuatannya itu, ketiganya disangkakan pasal 21 undang-undang tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana diubah undang-undang nomor 21 tahun 202

Kejagung Periksa Guru Besar UI-IPB Jadi Saksi Pemufakatan Jahat Junaedi Saibih dkk

Berita Terkait

Berita Rekomendasi