MOSKOW, REQNews - Presiden Ukraina <a href="https://www.reqnews.com/read/news/84723/bertikai-tanpa-kesepakatan-donald-trump-sebut-volodymyr-zelenskyy-tidak-sopan">Volodymyr Zelensky </a>menolak proposal gencatan senjata 3 hari yang ditawarkan Presiden Rusia <a href="https://www.reqnews.com/read/news/85509/vladimir-putin-jadi-presiden-terkaya-di-dunia-berikut-urutannya">Vladimir Putin</a>.Gencatan yang diminta <a href="https://www.reqnews.com/read/news/86176/ini-kesepakatan-iran-dan-rusia-soal-gas-dan-energi-nuklir">Rusia</a> tersebut yakni pada 8 hingga 10 Mei, bertepatan dengan peringatan Victory Day atau Hari Kemenangan.Di peringatan Victory Day tersebut Rusia mengundang banyak pemimpin dunia untuk menghadiri peringatan 80 tahun kemenangan Uni Soviet dan sekutu atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II pada 9 Mei mendatang.Upacara dan parade yang dipimpin langsung oleh Putin itu akan digelar di Lapangan Merah, Moskow."(Ukraina tidak akan) Bermain-main untuk menciptakan suasana menyenangkan agar Putin bisa keluar dari isolasi pada 9 Mei," kata Zelensky, seperti dikutip dari AFP, Sabtu 3 Mei 2025.Dia juga memperingatkan, tidak bisa menjamin keselamatan para pemimpin dunia serta pejabat asing lainnya yang akan menghadiri parade di Moskow.Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Maria Zakharova mengatakan pernyataan Zelensky tersebut merupakan ancaman langsung bagi Rusia."Lagi pula, setelah setiap serangan teroris terhadap wilayah Rusia, rezim Kiev, dinas keamanannya, dan Zelensky, secara pribadi membanggakan diri itu adalah perbuatan mereka dan akan terus melakukannya. Oleh karena itu, pernyataan bahwa dia 'tidak menjamin keamanan pada 9 Mei di wilayah Rusia'... tentu saja itu merupakan ancaman langsung," kata Zakharova.Dia juga meyakini pernyataan Zelensky itu disampaikan bukan suatu kebetulan, namun ada yang melatarbelakanginya. Menurut Zakharova, pernyataan itu merupakan ancaman klasik dari teroris internasional.Zelensky, lanjut dia, sebelumnya juga pernah membagikan pengalaman dalam hal terorisme ke benua lain, yakni melalui kegiatan ekstremis di berbagai negara, seperti Mali.Ancaman itu juga menunjukkan bahwa Zelensky telah mencapai titik terendah dengan mengancam para veteran Perang Dunia II yang akan menghadiri peringatan Victory Day serta para pemimpin dunia.Pernyataan Zelensky itu langsung mendapat komentar keras dari Rusia.Senator Rusia untuk urusan luar negeri Grigory Karasin mengatakan, Zelensky telah berubah menjadi teroris dan pemeras internasional dengan penolakan tersebut."Tindakan hooligan yang biasa dilakukan oleh seorang penindas kecil yang telah berubah menjadi pemeras dan teroris. Dia tidak paham hal ini, atau menyadarinya yang bisa berjuang pada kelangsungan hidupnya," kata Karasin, seraya menyebut Zelensky sebagai pendukung neo-Nazi.Dia menegaskan acara parade di Moskow tetap akan berlangsung dalam kondisi apa pun.Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia yang juga mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengancam Ukraina. Jika Ukraina melakukan provokasi saat peringatan Victory Day, tidak ada yang menjamin Ukraina bisa menatap hari esok."Baj***an itu paham bahwa jika terjadi provokasi nyata saat Victory Day, tidak ada yang menjamin bahwa 10 Mei akan hadir di Kiev," kata Medvedev, dalam pernyataan di Telegram.Penolakan Zelensky terhadap usulan gencatan senjata, lanjut dia, tidak lebih dari sekadar provokasi.Dia juga menegaskan Rusia tidak pernah meminta jaminan keamanan dari Ukraina terhadap tamu-tamu yang akan menghadiri peringatan di Moskow. &nbsp;

Tak Mau Genjatan Senjata, Zelensky Ancam Pemimpin Dunia yang Hadiri Peringatan Victory Day di Rusia

Berita Terkait

Berita Rekomendasi