JAKARTA, REQnews - Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri membongkar kasus penyimpangan terhadap gas elpiji bersubsidi di dua lokasi yang berbeda, dengan menangkap empat orang tersangka.&nbsp; Dirtipidter&nbsp;Bareskrim Polri Brigjen Nunung Syaifuddin mengatakan pengungkapan dilakukan di Dusun Krajan, Telagasari, Karawang, Jawa Barat dan di Jalan Perintis Kemerdekaan, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah.&nbsp; "Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri akan menyampaikan rilis terkait pengungkapan kasus penyalahgunaan elpiji subsidi," kata Nunung dalam konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan pada Senin 5 Mei 2025.&nbsp; Ia menjelaskan bahwa kasus tersebut terungkap berawal dari adanya laporan masyarakat mengenai adanya kelangkaan gas elpiji di daerahnya.&nbsp; Menurutnya, para tersangka diduga telah menyuntikkan isi dari tabung gas 3 kg ke tabung non subsidi dengan ukuran 5,5 kg, 12 kg hingga 50 kg.&nbsp; "Terkait dengan laporan polisi, penyelidikan berdasarkan informasi adanya kegiatan penyuntikan atau pemindahan isi gas elpiji dari tabung 3 kg ke tabung 12 kg," kata dia.&nbsp; Nunung menjelaskan bahwa pada kasus di Karawang, praktik tersebut dilakukan oleh pangkalan gas yang bertugas menyalurkan gas ke pengecer atau konsumen akhir.&nbsp; Ia menjelaskan bahwa kasus ini menjadi menarik, karena dalam banyak kasus yang diungkap oleh Polri, pengoplosan bukan dilakukan langsung oleh pangkalan.&nbsp; "Karena dampak dari pangkalan ini langsung bermain, terjadi kelangkaan secara lokal terhadap elpiji 3 kilogram ini," katanya.&nbsp; "Ini salah satu sumber informasi mengapa kita bisa tahu adanya penyalahgunaan elpiji ini karena ada kelangkaan di sekitar pangkalan tersebut," tambahnya.&nbsp; Dalam pengungkapan tersebut, penyidik menetapkan satu orang tersangka berinisial TN alias E yang berperan sebagai pemilik sekaligus pemodal atau yang biasa disebut 'dokter'.&nbsp; Polisi juga menyita barang bukti berupa 386 tabung gas yang terdiri dari 254 tabung gas 3 kg, 338 tabung gas 5,5 kg, dan 94 tabung gas 12 kg.&nbsp; Lalu, ada 20 regulator atau alat suntik yang sudah dimodifikasi, 10 potongan ember, 1 unit handphone, 1 buku catatan pembelian tabung gas 3 kg dan 1 unit mobil pickup.&nbsp; Selanjutnya, pada kasus di Semarang, pengoplosan dilakukan oleh sub penyalur gas elpiji di gudang pangkalan yang sebelumnya izinnya telah dicabut karena menjual elpiji di atas HET.&nbsp; Nunung mengatakan bahwa dalam kasus ini, pihaknya telah menetapkan tiga orang tersangka. Mereka berinisial FZSW alias A selaku pemodal, DS dan KKI selaku 'dokter' atau yang berperan menyuntikkan gas.&nbsp; "Tersangka FZSW alias A adalah pemilik gudang yang sebelumnya memang merupakan gudang pangkalan gas dengan memiliki izin perorangan yang dicabut izinnya atau pemutusan hubungan usaha sejak tahun 2020 karena menjual di atas HET," tambahnya.&nbsp; Namun, kata dia, plang izin tersebut masih menempel di pintu masuk gudang yang memang menjadi pengecer gas, sehingga masyarakat tahunya gudang tersebut masih berizin.&nbsp; "Ada pun otak atau yang memerintahkan adalah tersangka FZSW alias A yang merupakan pemodalnya," kata jenderal bintang satu Polri itu.&nbsp; Dalam pengungkapan tersebut, polisi menyita bukti berupa 4.109 yang terdiri dari&nbsp; 20 tabung 50 kg, 649 tabung 12 kg, 95 tabung 5,5 kg, 3.345 tabung&nbsp; 3 kg, 10 unit selang, 1 unit timbangan, 12 paks segel baru warna kuning tabung 12 kg.&nbsp; "5 ikat plastik es batu ukuran 250 gr, 5 paks segel warna putih untuk tabung 5,5, 3 unit handphone, 1 unit truk, hingga 2 unit mobil pick up," ujarnya. &nbsp;

Ungkap Penyimpangan Gas Elpiji Bersubsidi di Semarang dan Karawang, Polri Tangkap 4 Tersangka!

Berita Terkait

Berita Rekomendasi