Jammu, REQNews.com -- Di atas bunker tempat tantara <a href="https://www.arabnews.com/node/2599576/offbeat">India dan Pakistan</a> saling tembak, sejumlah penggemar olahraga kuno di kedua negara berlomba saling rebut merpati berharga.Pyara Singh, salah satu penggemar olahraga ini, menghabiskan hari-harinya untuk memikat burung-burung merpati Pakistan dari seberang lembah Himalaya. Ia juga berjaga-jaga agar pesaingnya, yang berada di seberang perbatasan, tidak merayu merpati yang terbang di wilayah India."Kami mendapatkan merpati dari Pakistan. Kami menangkapnya," kata Singh, pria berusia 33 tahun, seraya memperlihatkan beberapa burung kesayangannya terbang di atas kepala. "Kami juga sering kehilangan merpati karena ditangkap orang Pakistan."New Delhi menuduh Pakistan berada di balik serangan teroris di wilayah Jammu-Kashmir yang dikelola India. Pakistan menolak tuduhan itu. Kini, keduanya saling tembak artileri, mengerahkan jet tempur, dan melepas rudal.Namun, konflik itu tidak membuat pecinta merpati di kedua negara berhenti berkompetisi. Yang diburu pecinta merpati India dan Pakistan akan burung yang memiliki kemampuan terbang luar biasa. Merpati kabutar-baazi, demikian orang India dan Pakistan menyebutnya, bernilai ratusan dolar AS. India dan Pakistan selama berabad-abad menyukai olahraga ini.Setelah pemisahan Pakistan dari India tahun 1947, persaingan menjadi lintas batas. Singh memiliki serratus kor merpati di atap rumahnya di Desa Pangali. Penjaga memandu kawanan merpati terbang dengan peluit untuk memberikan tontonan. Yang lain berpacu, mengatur waktu terbang pulang, atau sekedar menemukan kedamaian dengan warna anggun dan suara lembut.Menurut Singh, rekan mereka di Pakistan memiliki burung merpati lebih baik dan kuat. Biasanya, saat merpati tertangkap akan ada suara dengungan."Merpati ini adalah harta berharga," kata Aarav Khajjuria, yang bermukim di garis depan perbatasan India-Pakistan.Khajjuria bangga dengan 29 kawanan merpatinya. Tiga di antara merpati itu berasal dari Pakistan. "Merpati kami juga terbang ke Pakistan dan ditangkap," katanya.Mulai beternak merpati sejak kecil, Khajjuria bangga dengan merpati Pakistan yang ditangkapnya. "Saya lihat merpati Pakistan tersesat dan saya memacingnya," kata Khajjuria, seraya menunjuk ke arah pohon di perbatasan India-Pakistan."Merpati Pakistan lebih baik karena dibiakan dengan cara berbeda, yang membuat mereka mampu terbang lebih lama," katanya.Menangkap merpati, sejak ribuan tahun lalu, tetap sama. Memancing dengan biji-bijian, atau menggunakan merpati terlatih untuk menggiring merpati Pakistan masuk ke alam kandang. Pecinta burung dari India dan Pakistan memasang cincin di kaki, dengan detail kontak pada hewan itu."Jika kami menangkap buruk milik seseorang dari desa terdekat, kami akan mengembalikannya," kata Singh.Namun, jika yang ditangkap adalah merpati dari Pakistan, tidak ada yang berani mengambil isiko menghubungi pemiliknya di seberang perbatasan. "Kami tidak mau ada tuduhan orang India menghubungi orang Pakistan," kata Singh.Menariknya, pihak keamanan India tidak nyaman dengan olahraga ini. Ada kecuirgaan Pakistan menggunakan merpati untuk kegiatan mata-mata. Caranya, menempelkan kamera di kaki merpati yang diarahkan terbang ke zona militer."Kami akan memberi tahu aparat keamanan jika mendapatkan merpati seperti itu," kata Singh. "Sejauh ini kami belum menemukannya."Tentang perang India-Pakistan yang mulai pecah, Singh mengatakan; "Idealnya tidak boleh ada perang, tapi jika serangan teroris 22 April dibiarkan, itu kesalahan."Namun, lanjut Singh, tidak ada yang akan menghentikan merpati terbang cantik di udara dan memikat merpati Pakistan. Ia juga mengatakan burung merpati tak mengenal perbatasan. &nbsp;

Militer India-Pakistan Saling Tembak, Warga Sipil Kedua Negara Adu Merpati di Perbatasan

Berita Terkait

Berita Rekomendasi