JAKARTA, REQnews - Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri telah memeriksa sebanyak 26 saksi dalam mengusut dugaan ijasah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).&nbsp; "Upaya penyelidikan yang telah dilakukan, telah melakukan interview terhadap saksi sejumlah 26 orang," kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro dalam keterangan tertulisnya pada Kamis 8 Mei 2025.&nbsp; Ia mengatakan bahwa mereka yang diperiksa yaitu ada pengadu sebanyak empat orang, staf Universitas Gajah Mada (UGM) tiga orang, alumni Fakultas Kehutanan UGM delapan orang.&nbsp; Kemudian, Dinas Perpustakaan dan Arsip DIY satu orang, Percetakan Perdana satu orang, Staf SMA Negeri 6 Surakarta tiga orang, alum i SMA Negeri 6 Surakarta empat orang.&nbsp; Selanjutnya, pihak Ditjen Pauddikdasmen Kementerian Diknas RI satu orang, Dikjen Dikti satu orang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat say orang, dan KPU DKI Jakarta satu orang.&nbsp; Tak hanya itu, polisi juga telah memeriksa sejumlah dokumen seperti dari Dinas Perpustakaan dan Arsip DIY, terkait dengan awal masuk Jokowi menjadi mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM hingga lulus ujian skripsi sebanyak 34 lembar.&nbsp; "Dokumen teman satu angkatan sebanyak lima bundel, dokumen angkatan 1978-1982 sebanyak satu bundel, dokumen 1983-1988 sebanyak satu bundel," katanya.&nbsp; Lalu, ada juga dokumen dari Fakultas Kehutanan sebanyak tiga bundel, dokumen dari KPU Pusat sebanyak satu bundel, dokumen dari KPU DKI Jakarta sebanyak satu bundel. Ada juga dokumen dari Pauddikdasmen, dokumen dari SMA N 6 Surakarta satu bundel, dokumen dari teman satu angkatan di SMA N 6 Surakarta satu bundel serta flashdisk sebanyak dua buah.&nbsp; Djuhandani mengaku bahwa pihaknya telah melakukan uji laboratis terhadap dokumen awal masuk Jokowi menjadi mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM hingga lulus ujian skripsi.&nbsp; Menurutnya, uji laboratis tersebut dilakukan dengan perbandingan dokumen dari teman satu angkatan yang masuk pada tahun 1980 dan lulus 1985.&nbsp; Ia mengatakan bahwa saat ini, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan lebih jauh.&nbsp; "Proses saat ini adalah melanjutkan penyelidikan," kata jenderal bintang satu Polri itu.&nbsp; Lebih lanjut, Djuhandani menyebut bahwa proses penyelidikan tersebut berbekal dari adanya surat pengaduan dari Tim Pembela Ulama &amp; Aktivis (TPUA) dengan Nomor: Khusus/TPUA/XII/2024 tanggal 9 Desember 2024.&nbsp; Adapun surat pengaduan itu terkait dengan adanya temuan publik dan dari berbagai media sosial yang dinilai oleh Tim Pembela Ulama &amp; Aktivis sebagai bentuk notoire feiten atau cacat hukum ijasah S1 Jokowi.&nbsp; Lalu berdasarkan Laporan Informasi Nomor: LI/39/IV/RES.1.24./2025/Dittipidum tanggal 9 April 2025 atas pengaduan Eggi Sudjana.&nbsp; Kemudian, atas dasar Surat Perintah Penyelidikan Nomor: SP.Lidik/1007/IV/RES.1.24./2025/ Dittipidum tanggal 10 April 2025.&nbsp; Terakhir, Surat Perintah Tugas Nomor: SP.Gas/1008/IV/RES.1.24./2025/Dittipidum tanggal 10 April 2025.&nbsp; Di samping itu, Jokowi juga melaporkan lima orang atas kasus dugaan pencemaran nama baik buntut menuding ijasah palsu ke Polda Metro Jaya.&nbsp; Nereka adalah Pakar Telematika RS (Roy Suryo), Ahli digital forensik RS(Rismon Sianipar), dokter T (Tifauzia Tyassuma), ES (Eggi Sudjana) dan K (Kurnia Tri Royani).&nbsp; Mereka dilaporkan Pasal 310 tentang pencemaran nama baik dan penghinaan serta Pasal 311 KUHP tentang pencemaran nama baik. Kemudian, Pasal 27a, Pasal 32, dan Pasal 35 UU Nomor 1 Tahun 2024 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Usut Dugaan Ijasah Palsu Jokowi, Bareskrim Periksa 26 Saksi

Berita Terkait

Berita Rekomendasi