JAKARTA, REQnews - Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap alasan penyidik memeriksa istri mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong (Tom Lembong), Maria Franciska Wihardja.&nbsp; Sebelumnya, Franciska diperiksa terkait kasus dugaan pemufakatan jahat yang merintangi penyidikan sejumlah kasus korupsi mulai korupsi PT Timah, izin ekspor CPO hingga impor gula yang ditangani Kejagung.&nbsp; Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar menyebut jika pemeriksaan terhadap Franciska dilakukan berawal dari temuan bukti elektronik terkait kasus yang menjerat pengacara Marcella Santoso (MS).&nbsp; "Ada informasi yang diperoleh berdasarkan barang bukti elektronik yang disita dalam perkara MS dkk. Jadi penyidik mendalami perihal itu," kata Harli dalam keterangannya dikutip pada Senin 19 Mei 2025.&nbsp; Ia menjelaskan bahwa bukti tersebut berupa pesan WhatsApp Franciska dengan Marcella. Seperti diketahui, Marcella Santoso merupakan salah satu tersangka dugaan perintangan kasus.&nbsp; "Istri TTL WA beberapa kali dengan MS," kata Harli.&nbsp; Meski demikian, Harli tak menjelaskan lebih jauh mengenaia isi pesan Whatsapp keduanya. Menurutnya, hal itu merupakan bagian dari substansi penyidikan.&nbsp; Sebelumnya, Kejagung memeriksa dua saksi terkait perintangan penyidikan sejumlah kasus yang ditangani Jampidsus Kejagung, seperti dugaan korupsi izin ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), kasus tata niaga timah dan kasus importasi gula Tom Lembong pada Jumat 9 Mei 2025.&nbsp; Salah satu saksi yang diperiksa adalah istri mamtan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong (Tom Lembong) Maria Franciska Wihardja. Selain itu, Kejagung juga memeriksa istri pengacara bernama Junaedi Saibih berinisial CA. Junaedi merupakan salah satu tersangka dalam kasus ini.&nbsp;&nbsp; Diketahui, dalam kasus tersebut Kejagung telah menetapkan empat orang tersangka. Mereka adalah advokat Marcella Santoso (MS), dosen sekaligus advokat Junaidi Saibih (JS), Direktur Pemberitaan Jak TV Tian Bahtiar (TB) dan Ketua Tim Cyber Army atau bos buzzer M. Adhiya Muzakki (MAM.&nbsp;&nbsp; Para tersangka diduga melakukan permufakatan jahat untuk mengganggu penanganan perkara tersebut. Tersangka JS dan MS disebut memberikan uang sebesar Rp478.500.000 kepada JB untuk membuat dan mempublikasikan pemberitaan yang menyudutkan pihak Kejaksaan.&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; Tersangka Tian mempublikasikan berita tersebut di media sosial, media online, dan Jak TV news sehingga Kejaksaan dinilai negatif, dan telah merugikan hak-hak tersangka atau terdakwa dalam kasus yang ditangani oleh tersangka MS dan JS.&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; Tersangka JS juga membuat narasi-narasi dan opini-opini positif bagi timnya, serta narasi penghitungan kerugian negara yang diungkap Kejagung tidak benar. Narasi tersebut kemudian dipublikasikan oleh tersangka TB dalam bentuk berita di sejumlah media sosial dan media online.&nbsp; &nbsp; &nbsp;&nbsp; Sementara itu, MAM diduga menerima uang sebesar Rp864,5 juta dari MS atas jasannya dalam mengerahkan buzzer dan membuat konten negatif mengenai Kejaksaan Agung.&nbsp; &nbsp; Atas perbuatannya itu, mereka disangkakan pasal 21 undang-undang tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana diubah undang-undang nomor 21 tahun 2021 jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.

Kejagung Ungkap Alasan Periksa Istri Tom Lembong Terkait Dugaan Perintangan Kasus

Berita Terkait

Berita Rekomendasi