YOGYAKARTA, REQNews - Sebanyak 13 orang pengurus dan santri <a href="https://www.reqnews.com/read/news/69926/cabuli-24-murid-lakilaki--dua-guru-pondok-pesantren-di-sumut-divonis-12-tahun-penjara">Pondok Pesantren (Ponpes)</a> Ora Aji, Kalasan, Sleman, DIY, diduga melakukan penganiayaan terhadap seorang santri lain.Ponpes tersebut disebutkan merupakan asuhan eks Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto, Miftah Maulana Habiburrahman atau <a href="https://www.reqnews.com/read/news/46444/adakan-pertunjukan-wayang-di-ponpesnya-wayang-berpeci-dihajar-ini-klarifikasi-gus-miftah">Gus Miftah.</a>Kapolresta Sleman Kombes Edy Setianto Erning Wibowo membenarkan terkait adanya laporan kasus tersebut."Itu kita tangani, sekarang berkas sudah jalan," kata Kapolresta Sleman Kombes Edy Setianto Erning Wibowo, dikutip Minggu 30 Mei 2025.Korban berinisial KDR (23 mengalami penganiayaan oleh belasan orang tersebut.Heru Lestarianto, ketua tim kuasa hukum KDR menyebut, dugaan aksi <a href="https://www.reqnews.com/read/news/87056/tengkorak-manusia-di-kebun-sawit-ternyata-korban-penganiayaan-hingga-penembakan">penganiayaan </a>terhadap kliennya terjadi pada 15 Februari 2025 lalu.Pemicunya, KDR dituding telah melakukan pencurian hasil penjualan air galon yang dikelola ponpes total senilai Rp700 ribu.Kepada tim kuasa hukum, korban mengaku jika ia dianiaya dalam dua waktu berbeda. Setiap kalinya penganiayaan dilakukan, KDR dibawa ke dalam salah satu ruangan di lingkungan ponpes."Dimasukin ke kamar lalu 13 orang ini menghajar, informasinya diikat," kata Heru.Tim kuasa hukum menyebut bahwa kliennya dipukuli secara beramai-ramai, disetrum dan dipukuli menggunakan selang oleh belasan orang tadi, baik secara bergantian atau bersama-sama."Penyiksaan ini didasari dari suruh mengaku, dari penjualan air galon ini ke mana duitnya. Sehingga, dengan adanya penganiayaan ini akhirnya mengaku," jelas Heru.Menurut Heru, orangtua kliennya setelah itu sudah mendatangi ke ponpes untuk memberikan uang ganti dengan nominal total Rp700 ribu."Bagaimanapun dengan alasan apapun, tidak diperkenankan adanya kekerasan dan main hakim dalam penyelesaian sebuah masalah hukum karena negara RI adalah negara hukum," tegas Heru.Kata Heru, orangtua korban menyebut imbas aksi dugaan penganiayaan itu anak mereka kini mengalami gejala layaknya stroke hingga gangguan mental, berupa sering mengigau atau mengamuk setiap malam.KDR sempat beberapa kali menjalani pemeriksaan, termasuk visum di RS Bhayangkara Polda DIY. "Tapi langsung dibawa pulang untuk perawatan lebih lanjut karena kondisinya kaya orang linglung, makanya sekarang lanjut ke psikiater," sambung Heru.

Belasan Pengurus dan Santri Ponpes Milik Gus Miftah Dilaporkan Lakukan Penganiayaan

Berita Terkait

Berita Rekomendasi