JAKARTA, REQnews - Salah satu perusahaan yang memiliki izin penambangan di wilayah<a href="https://www.reqnews.com/read/news/87318/nikel-raja-ampat-yang-menggiurkan-terbesar-ketiga-di-dunia-ditambang-sejak-1967"> Raja Ampat </a>adalah PT GAG Nikel. Berdasarkan situs Minerba One Data Indonesia (Modi), PT GAG Nikel memiliki luas pertambangan sebesar 13.136 hektar.&nbsp;PT GAG Nikel dimiliki oleh dua pemilik saham dan mayoritas dimiliki oleh perusahaan asing asal Australia yaitu Asia Pacific Nickel Pty.Ltd sebanyak 75%. Sementara sisanya yaitu 25% dimiliki oleh PT Aneka Tambang (ANTAM).Melansir dari makalah ilmiah yang berjudul ‘Cebakan Nikel Laterit di Pulau GAG, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, PT GAG terakhir melakukan eksplotasi nikel laterit di Pulau Gag sejak tahun 1967 namun pada akhir tahun 1999, diputuskan pemerintah Indonesia larangan pertambangan terbuka di daerah status ‘Hutan Lindung’.&nbsp;“Pemerintah Indonesia&nbsp;mengeluarkan&nbsp; kebijakan&nbsp; yang&nbsp;melarang pertambangan terbuka di daerah dengan status “Hutan Lindung”. Kebijakan ini&nbsp; &nbsp;kemudian&nbsp; &nbsp;juga&nbsp; diterapkan&nbsp; &nbsp;terhadap&nbsp; &nbsp;Pulau&nbsp;Gag&nbsp; dengan&nbsp; mencabut&nbsp;status sebagian&nbsp; &nbsp;besar&nbsp; &nbsp;lahan&nbsp; hutan&nbsp; &nbsp;produksi menjadi hutan lindung,” demikian tulis makalah tersebut yang dilansir pada Sabtu 7 Juni 2025.Hutan yang lebat diketahui hanya berada di bagian utara Pulau Gag, sementara bagian tengah dan selatan yang menyimpan potensi nikel tinggi ternyata jarang ditumbuhi vegetasi tinggi.&nbsp;Rencanannya di wilayah Pulau Gag akan dilakukan penambangan nikel dengan metode Submarine Tailing Disposal (STD). Hal ini membuat PT GAG Nikel menghentikan kegiatannya sementara.&nbsp;“PT.Gag Nikel menghentikan&nbsp; &nbsp;sementara&nbsp; &nbsp; kegiatannya, karena&nbsp; belum&nbsp; mendapatkan&nbsp;jaminan&nbsp; hak&nbsp; secara&nbsp;legal&nbsp; penuh&nbsp; untuk&nbsp;menambang dengan&nbsp; &nbsp;cara&nbsp; &nbsp;pertambangan&nbsp; &nbsp;terbuka seperti&nbsp; yang&nbsp;disebutkan&nbsp; dalam&nbsp; KontrakKarya.&nbsp;Akhirnya&nbsp; hingga&nbsp; sekarang&nbsp;proses penambangan&nbsp; bijih&nbsp; nikel&nbsp;laterit&nbsp; di&nbsp; Pulau&nbsp;Gag&nbsp; ini&nbsp; terhenti&nbsp;dan&nbsp; sepertinya&nbsp; tidak&nbsp;akan&nbsp; pernah&nbsp; &nbsp; &nbsp; ditambang,” jelas di makalah tersebut.&nbsp;Hingga saat ini, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan penghentian sementara Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel milik PT Gag Nikel, anak perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Dia menyebutkan akan turun langsung ke lokasi."Insyaallah, doakan saja, saya kebetulan ada rencana, mau kunjungi wilayah Papua Barat Daya dan Papua Barat," kata Bahlil kepada wartawan di DPP Golkar, Jakarta Barat, Jumat 6 Juni 2025.

Ramai Isu Izin Penambangan PT GAG Nikel, Ternyata Awalnya Belum Peroleh Jaminan Hak Legal Secara Penuh?

Berita Terkait

Berita Rekomendasi