Bangkok, REQNews.com -- Ratusan pengunjuk rasa antipemerintah, Kamis 19 Juni, berkumpul di Gedung Pemerintah untuk menuntut pengunduran diri <a href="https://www.channelnewsasia.com/asia/thailand-paetongtarn-shinawatra-protest-leaked-phone-call-resignation-5191796">PM Paetongtarn Shinawatra</a>. Di parlemen, Partai Bhumjaithai, mitra utama koalisi pemerintahan, menarik diri seraya menuduh pemerintah menghina martabat militer.Dua peristiwa itu dipicu percakapan PM Petongtarn dan Hun Sen, orang kuat Kamboja, yang bocor kepada publik. Hun Sen mengkonfirmasi yang bocor itu adalah percakapan dirinya dengan PM Paetongtarn. Kali ketiga dalam sejarah Thailand, Klan Shinawatra terancam dilengserkan.Dalam percakapan telepon itu, Petongtarn memanggil Hun Sen dengan sebutan 'paman'. Dia juga menyebut komandan militer wilayah timur laut Thailand sebagai lawan. Publik Thailand bereaksi keras.Protes di Gedung Pemerintah menarik demonstran tua yang nimbrung mengenakan kemeja kuning, simbol kesetian kepada monarkhi Thailand. Pedemo menyebut Paetongtarn kurang memiliki ketrampilan diplomatik dan membahayakan kepentingan nasional."Saya kecewa mendengar rekaman pembicaraan itu," kata Kanya Hanotee, pekerja kuil beruisa 68 tahun. "Dia tidak punya ketrampilan negosiasi. Memangnya dia (Petongtarn) siapa. Negara ini bukan miliknya."Pengunjuk rasa membentangkan spanduk bertuliskan 'pengkhianat' dan 'pergi ke neraka'. Puluhan polisi antihuru-hara berdiri di dekat pengunjuk rasa.Banyak di antara kerumunan adalah pendukung lama gerakan baju kuning yang konservatif dan pro-monarki. Tahun 2000-an, kelompok baju kuning berhadapa dengan kelompok baju merah, alias pendukung Thaksin."Saya tidak mendukung partai mana pun. Yang saya tahu saya membenci Thaksin dan keluarganya," kata kepada AFP. Pertempuran Dua DekadePertempuran kelopok pro-monarki dan pro-Thaksin mendominasi politik Thailand selama dua dekade. Kaos kuning memimpin aksi protes 2008 dengan menutup bandara-bandara di Bangkok, membuat turis terlantar, dan membantu penggulingan pemerintahan Thaksin Shinawatra.Tahun 2010, kaus merah yang pro-Thaksin berunjuk rasa di Bangkok menentang pemerintahan yang didukung militer. Aksi ini diakhiri tindakan keras berdarah yang menewaskan 90 orang."Kekuasaan diwariskan dari ayahnya kepada bibinya (Yingluck Shinawatra - red), dan kini anaknya (Paetongtarn Shinawatra)," kata Mek Sumet, penjual peralatan listrik berusia 59 tahun yang ikut serta dalam pendudukan Bandara Don Muang."Dia tidak memikirkan negara. Dia hanya memikirkan dirinya sendiri," lanjutnya.Kerajaan Thailand mengalami belasan kudeta sejak berakhirnya monarki absolut tahun 1932. Krisis saat ini memicu rumor kudeta akan segera terjadi.Meski memiliki sejarah kudeta, pengunjuk rasa secara terbuka mennyambut gagasan intervensi militer. "Saya ingin militer mengambil alih kendali" kata Kanya. "Kami berpikir untuk jangka panjang."&nbsp;

Percakapan dengan Hun Sen Bocor, PM Thailand Paetongtarn Shinawatra Terancam Dikudeta

Berita Terkait

Berita Rekomendasi