JAKARTA, REQnews - Kejaksaan Agung (Kejagung) melimpahkan (tahap II) lima tersangka dugaan suap vonis ontslag terdakwa korporasi dalam kasus korupsi izin ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang menyeret Wilmar Group.&nbsp; Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar mengatakan bahwa kelima tersangka dan barang bukti telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat (Kejari Jakpus).&nbsp; "Sekarang sedang berlangsung. Penyidik akan menyerahkan tanggung jawab tersangka dan barang bukti dalam perkara suap, perkara CPO di Jakarta Pusat beberapa waktu yang lalu," kata Harli kepada wartawan di Jakarta, Senin 30 Juni 2025.&nbsp; Harli mengatakan bahwa ada beberapa orang tersangka yang akan dilimpahkan ke JPU, seperti hakim dan panitra pengganti.&nbsp; "Kita cek apakah yang lain juga ikut, tapi sepertinya belum semua. Nanti pastinya, karena hari ini sedang berlangsung," katanya.&nbsp; Ia menjelaskan bahwa proses ini merupakan penyerahan tanggung jawab dari penyidik ke jaksa penuntut umum (JPU) untuk memenuhi ketentuan Pasal 139 KUHAP.&nbsp; "Maka jika perkara itu sudah nyatakan lengkap adalah tanggung jawab bagi penyidik untuk menyerahkan tersangka dan barang buktinya kepada penuntut umum, untuk menentukan apakah perkara itu bisa dibawa ke pengadilan atau tidak," ujarnya.&nbsp; Lima tersangka yang dilimpahkan yaitu ada tiga majelis hakim Djuyamto, Ali Muhtarom dan Agam Syarif Baharuddin. Lalu, ada Panitera Muda pada PN Jakarta Pusat Wahyu Gunawan dan bekas Ketua PN Jakarta Selatan Muhammad Arif Nuryanta juga turut dilimpahkan.&nbsp; Setelah pelimpahan ini, tim jaksa penuntut umum (JPU) bakal menyiapkan surat dakwaan untuk nantinya bakal dibacakan pada sidang perdana di PN Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Pusat.&nbsp; Diketahui, kasus tersebut terkait dengan majelis hakim yang dipimpin Djuyamto memberikan vonis lepas terhadap tiga grup korporasi yang terjerat dalam kasus korupsi ekspor CPO.&nbsp; Tiga grup atau korporasi tersebut, yakni Wilmar Group, Permata Hijau Group dan Musim Mas.&nbsp; Dalam vonis lepas atau onslag itu telah menolak tuntutan jaksa penuntut umum yang meminta agar ketiga grup korporasi dibebankan denda dan uang pengganti sekitar Rp17,7 triliun.&nbsp; Namun, penyidik Direktorat Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung mengendus adanya dugaan suap atas vonis lepas dalam kasus tersebut.

Kejagung Serahkan Tersangka Dugaan Suap Vonis Lepas Wilmar Group ke Kejari Jakpus

Berita Terkait

Berita Rekomendasi