JAKARTA, REQNews - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menelisik penyebab Pengadilan Niaga menyatakan pailit atau bangkrut kepada<a href="https://www.reqnews.com/read/news/88018/usut-aliran-dana-bos-jembatan-nusantara-kpk-periksa-franky-halim-dan-stanley-yonata"> PT Petro Energy</a>.Sebelumnya KPK memeriksa mantan direktur di PT Kutilang Paksi Mas (KPM) Cahyadi Susanto pada Kamis 3 Juli 2025 di kasus dugaan korupsi dalam pemberian <a href="https://www.reqnews.com/read/news/87783/kejari-tangsel-tetapkan-3-tersangka-dugaan-korupsi-pemberian-fasilitas-kredit-fiktif-langsung-ditahan">fasilitas kredit</a>.Dari pemeriksaan ini, KPK mengindikasikan adanya praktik rasuah dalam keputusan pailit PT Petro Energy.“Penyidik mendalami penyebab PT Petro Energy mengalami kesulitan keuangan, dan dinyatakan <a href="https://www.reqnews.com/read/news/82786/kasasi-ditolak-ma-pt-sritex-resmi-pailit">pailit </a>oleh PN Niaga pada tahun 2020,” ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo, Jumat 4 Juli 2025.Sebelumnya, KPK telah menetapkan lima orang tersangka dalam kasus dugaan korupsi dalam pemberian fasilitas kredit oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).Adapun lima orang tersebut yakni masing-masing dua orang dari LPEI dan tiga orang dari pihak debitur PT Petro Energy.Dua orang tersangka dari LPEI adalah Direktur Pelaksana I LPEI Dwi Wahyudi dan Direktur Pelaksana IV LPEI Arif Setiawan.Tiga orang tersangka dari pihak debitur PT Petro Energy (PE), yakni Presiden Direktur PT Caturkarsa Megatunggal/Komisaris Utama PT PE Jimmy Masrin, Direktur Utama PT PE Newin Nugroho, dan Direktur Keuangan PT PE Susi Mira Dewi Sugiarta.

KPK 'Endus' Adanya Praktik Rasuah dalam Keputusan Pailit PT Petro Energy

Berita Terkait

Berita Rekomendasi