JAKARTA, REQnews - Bareskrim Polri mengungkap modus operandi para tersangka judi online jaringan internasional China-Kamboja yang ditangkap di sejumlah wilayah di Indonesia.&nbsp; Diketahui, dalam kasus ini penyidik telah menangkap sebanyak 22 orang tersangka di tempat yang berbeda yaitu ada di Bogor, Bekasi, Tangerang dan Bali pada 13 Juni 2025 lalu.&nbsp; Pelaku yang diamankan ada pengelola server marketing judi online berinisial RA, DN, AN, administrasi keuangan berinisial NKP, operator SY, IK, GRH, AG, AT, IMF, FS, FS, MR, RAW, AI, BA, RH, D, AVP, JF, RNH dan SA.&nbsp; Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro mengatakan bahwa situs judi online dikendalikan para tersangka dari server yang berada di China dan Kamboja.&nbsp; "Dimana domain yang digunakan oleh para pelaku yang berada di indonesia adalah https://akasia899.com dan https://tanjung899.com," kata Djuhandhani dalam keterangannya pada Jumat 18 Juli 2025.&nbsp; Kemudian, kata dia, para pelaku tersebut terafiliasi dengan agen judi yang ada di China dan Kamboja. Di mana dalam menjalankan operasional kegiatan judi online tersebut, para pelaku menggunakan kartu perdana yang telah di registrasi data kependudukannya.&nbsp; "Sehingga dengan kartu perdana dari berbagai provider tersebut pelaku melakukan aktivasi akun WhatsApp dan dengan akun WhatsApp tersebut pelaku melakukan promosi permainan judi online," kata dia.&nbsp; Caranya yaitu dengan mengirimkan pesan secara broadcast (siar) berisi ajakan dan kemudahan deposit serta menjanjikan kemudahan kemenangan (withdraw) ke seluruh nomor handphone yang didapat dari database jaringan perjudian online.&nbsp; "Bahwa dalam operasional kegiatan perjudian online yang dilakukan tersebut, pelaku dibantu oleh operator-operator yang mana dalam satu hari dapat membuat 500 akun WhatsApp," katanya.&nbsp; Menurutnya, dari akun tersebut dapat mengirimkan pesan broadcast sebanyak ribuan pesan promosi ajakan untuk bermain permainan perjudian online situs akasia899 dan tanjung899.&nbsp; "Disamping itu, pelaku juga saling berkoordinasi dengan agen judi online lain yang berada di negara China dan Kamboja, menggunakan grup aplikasi Telegram dan WhatsApp," kata Djuhandhani.&nbsp; Hal itu dilakukan untuk bertukar data nomor HP maupun data kartu perdana dari berbagai macam provider yang telah di registrasi, maupun terkait dengan omset atas pengelolaan promosi judi online yang dilakukan oleh pelaku.&nbsp; "Terhadap hasil kejahatan kegiatan perjudian online yang dilakukan oleh tersangka para pelaku menyamarkan dengan cara menempatkan dana melalui rekening-rekening atas nama orang lain (nominee)," tambahnya.&nbsp; Selain itu, ia menyebut bahwa para tersangka juga menempatkan keuangan dengan modus mata uang kripto dengan menggunakan beberapa patment gateway untuk mencairkan mata uang crypto tersebut ke rekening rupiah.&nbsp; "Seolah-olah uang hasil kejahatan tersebut berasal dari pembelian atau penjualan suatu barang," katanya.&nbsp; Lebih lanjut, ia menyebut bahwa hasil dari kejahatan tersebut kemudian digunakan pelaku untuk kebutuhan pribadi.&nbsp; "Dan dari kegiatan judi online tersebut para pelaku memperoleh keuntungan ratusan milyar dalam kurun waktu 1 tahun," ujarnya. &nbsp;

Bareskrim Ungkap Modus 22 Tersangka Judi Online Jaringan China-Kamboja

Berita Terkait

Berita Rekomendasi