JAKARTA, REQnews - Poin-poin kerja sama perjanjian dagang Amerika Serikat-Indonesia dibocorkan oleh Presiden AS Donald Trump. Adapun salah satu poin kesepakatan adalah komitmen perdagangan, layanan, dan investasi digital.&nbsp;Sementara itu, Indonesia juga disebut akan menyediakan kepastian terhadap kemampuan memindahkan<a href="https://www.reqnews.com/read/the-other-side/88561/nahloh-amerika-serikat-bakal-kelola-data-pribadi-wni-sebagai-bagian-dari-kesepakatan-dagang"> data pribadi </a>ke AS.&nbsp;"Indonesia akan memberikan kepastian mengenai kemampuan untuk mentransfer data pribadi keluar dari wilayahnya ke Amerika Serikat," demikian pernyataan Gedung Putih, Rabu 23 Juli 2025.Pengamat intelijen Universitas Indonesia, Stanislaus Riyanta menilai jika seharusnya Indonesia bisa berdaulat dalam mengelola data pribadi warganya.&nbsp;“Saya berpendapat bahwa Indonesia seharusnya berdaulat untuk mengelola data pribadi warganya, bukan diserahkan kepada&nbsp;pihak&nbsp;lain,” kata Stanislaus kepada REQnews pada Minggu 27 Juli 2025.Selain itu ia juga khawatir jika data pribadi masyarakat dikelola oleh pihak lain karena menyangkut keamanan data. Ia juga mempertanyakan siapa sosok yang menjamin keamanan data tersebut.&nbsp;“Data Pribadi dikelola pihak lain tentu sesuatu yang harus dipertanyakan, siapa yang akan menjamin keamanan data, bagaimana jika data dimanfaatkan pihak lain untuk kepentingan tertentu. Terlalu pasrah mempercayakan data pribadi kepada pihak lain menunjukkan negara&nbsp;kita&nbsp;lemah,” katanya.&nbsp;Sebelum adanya wacana transfer data pribadi ke AS, Trump telah membocorkan kerangka kerja perjanjian dagang dengan Indonesia berisi poin-poin kesepakatan antara AS-RI tentang tarif resiprokal.Salah satunya, tarif 19 persen untuk barang-barang ekspor Indonesia yang masuk AS. Lalu, ada beberapa kesepakatan perdagangan dua negara.&nbsp;

Buntut Kesepakatan Dagang Buat Indonesia Bisa Transfer Data Pribadi ke AS, Pengamat: Pasrah Kepada Pihak Lain Tunjukkan Kita Lemah

Berita Terkait

Berita Rekomendasi