JAKARTA, REQnews - Kejaksaan Agung (Kejagung) buka suara terkait dengan informasi bahwa tersangka kasus korupsi minyak mentah Muhammad Riza Chalid (MRC) telah menikahi kerabat sultan di Malaysia. Kapuspenkum Kejagung Anang Supriatna mengatakan bahwa informasi tersebut akan menjadi masukan bagi penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) dalam mencari keberadaan Riza Chalid.&nbsp; “Setiap info akan didalami dan dijadikan masukan untuk tim penyidik,” kata Anang kepada wartawan di Jakarta pada Senin 28 Juli 2025.&nbsp; Meski demikian, ia menyebut pihaknya saat ini masih mencari keberadaan pasti Riza Chalid di luar negeri. Selain itu, penyidik juga memanggil pengusaha minyak itu untuk diperiksa sebagai tersangka pada pekan ini.&nbsp; “Yang jelas, tim masih akan memanggil yang bersangkutan untuk yang kedua kalinya sebagai tersangka. Karena panggilan pertama yang bersangkutan tidak hadir dan tidak ada konfirmasi,” ujarnya.&nbsp; Sementara itu, Anang belum bisa mengonfirmasi mengenai kabar jika Riza Chalid telah menikahi kerabat sultan dari Negeri Jiran itu.&nbsp; Kejagung telah menetapkan Riza Chalid sebagai salah satu tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018–2023.&nbsp; Sebelumnya, Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman mengatakan bahwa pihaknya mendeteksi Riza Chalid telah menikahi kerabat sultan dari Malaysia. Pernikahan itu disebut telah dilakukan sejak empat tahun lalu.&nbsp; "Dalam konteks ini saya sudah memastikan Riza Chalid ada di Malaysia, dan diduga sudah menikah dengan orang yang punya kekerabatan dengan raja atau sultan di Malaysia, empat tahun lalu," kata Boyamin dalam keterangannya.&nbsp; Lebih lanjut, Boyamin mengatakan bahwa berdasarkan informasi yang pihaknya peroleh, Riza Chalid menikahi kerabat sultan dari negara bagian berinisial J atau negara bagian berinisial K. Sehingga menurutnya, Riza Chalid saat ini lebih banyak tinggal di Johor, Malaysia.&nbsp; "Sultan itu kalau tidak dari negara bagian J, dari negara bagian K," katanya.Diketahui, Kejagung kembali menetapkan sembilan tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero), Sub Holding dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) tahun 2018-2023.&nbsp;&nbsp; Selain Riza Chalid, delapan tersangka lainnya yakni AN selaku VP Supply dan Distribusi PT Pertamina 2011-2015, HB selaku Direktur Pemasaran &amp; Niaga PT Pertamina 2014, TN selaku SVP Integrated Supply Chain 2017-2018, DS selaku VP Crude and Product PT Pertamina 2018-2020.&nbsp;&nbsp; Kemudian, ada HW selaku Mantan SVP Integrated Supply Chain, AS selaku Direktur Gas, Pertochemical &amp; New Business PT Pertamina International Shipping, MH selaku Senior Manager PT Trafigura, dan IP selaku Business Development Manager PT Mahameru Kencana Abadi.&nbsp;&nbsp; Kejagung menyebut bahwa masing-masing tersangka tersebut telah melakukan berbagai penyimpangan yang mengakibatkan kerugian negara.&nbsp; Kaitannya Riza Chalid dalam kasus ini yaitu, putranya yang bernama Muhammad Kerry Andrianto Riza (MKAR) yang telah ditetapkan sebagai salah satu tersangka dalam kapasitasnya sebagai beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa.&nbsp;&nbsp; Sebelumnya, Kejagung juga telah menetapkan sembilan orang tersangka yang terdiri dari enam pegawai Pertamina dan tiga pihak swasta.&nbsp;&nbsp; Mereka adalah Riva Siahaan (RS) selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Sani Dinar Saifuddin (SDS) selaku Direktur Feedstock And Product Optimization PT Pertamina International, Yoki Firnandi (YF) selaku Direktur Utama PT Pertamina International Shipping.&nbsp; Lalu, Agus Purwono (AP) selaku Vice President (VP) Feedstock Management PT Kilang Pertamina International, Muhammad Kerry Adrianto Riza (MKAR) selaku Beneficial Owner PT Navigator Katulistiwa.&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; Kemudian, Dimas Werhaspati (DW) selaku Komisaris PT Navigator Katulistiwa dan Komisaris PT Jenggala Maritim, Gading Ramadhan Joedo (GRJ) selaku Komisaris PT Jenggala Maritim sekaligus Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak.&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;&nbsp; Selanjutnya, ada Maya Kusmaya (MK) selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga, serta Edward Corne (EC) selaku VP Trading Operation Pertamina Patra Niaga.&nbsp;&nbsp; Para tersangka sebelumnya juga telah melimpahkan sembilan tersangka beserta barang bukti ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Pusat pada Senin 23 Juni 2025 lalu untuk segera disidang.&nbsp;&nbsp; Kejagung menyebut total kerugian kuasa negara dalam perkara korupsi ini mencapai Rp193,7 triliun. Rinciannya yakni kerugian ekspor minyak mentah dalam negeri sekitar Rp35 triliun, kemudian kerugian impor minyak mentah melalui DMUT/Broker sekitar Rp2,7 triliun.&nbsp;&nbsp; Selain itu kerugian impor BBM melalui DMUT/Broker sekitar Rp9 triliun, kerugian pemberian kompensasi (2023) sekitar Rp126 triliun dan kerugian pemberian subsidi (2023) sekitar Rp21 triliun. &nbsp;

Kejagung Respon Dugaan Riza Chalid Nikahi Kerabat Sultan di Malaysia

Berita Terkait

Berita Rekomendasi