JAKARTA, REQnews - Tim penyidik Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi Bengkulu kembali menetapkan satu tersangka dalam kasus dugaan korupsi produksi dan eksplorasi tambang batu bara di wilayah Bengkulu periode 2022-2023.&nbsp; Kapuspenkum Kejagung Anang Supriatna mengatakan yang ditetapkan sebagai tersangka yaitu DA (David Alexander Yuwono) yang merupakan Komisaris PT Ratu Samban Mining (RSM).&nbsp; "Pada hari ini Kejaksaan Tinggi Bengkulu telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi dengan inisial DA yang bersangkutan menjabat sebagai Komisaris pada PT RSM," kata Anang di Kejagung, Jakarta Selatan pada Rabu 30 Juli 2025.&nbsp; Anang mengatakan bahwa kasus tersebut ditangani oleh Kejati Bengkulu, namun pihaknya memberikan fasilitas agar bisa diperiksa di Gedung Bundar Jampidsus Kejagung.&nbsp; Pemeriksaan dilakukan di Jakarta karena tersangka tinggal di Bandung, Jawa Barat dan namun ketika dipanggil di Bengkulu tidak hadir.&nbsp; Setelah ditetapkan sebagai tersangka, DA kemudian ditahan selama 20 hari ke depan di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Agung (Kejagung).&nbsp; "Dan hari ini juga langsung ditetapkan sebagai tersangka dari alat-alat yang ada, dan hari ini juga langsung dilakukan penahanan," kata dia.&nbsp; Dalam kesempatan yang sama, Asisten Pengawasan Penyidik Pidsus Kejati Bengkulu, Andri Kurniawan mengatakan bahwa peran tersangka yaitu secara aktif terlibat di dalam proses penambangan batu bara yang merugikan negara.&nbsp; "Tapi terkait dengan teknis, bagaimana materi perkaranya mungkin karena ini menyangkut ranah penyidikan ini belum bisa kami sampaikan secara detail," kata Andri.&nbsp; Sementara itu, Andri mengatakan bahwa barang bukti yang disita dari para tersangka ada barang bukti elektronik serta dokumen.&nbsp; "Sudah banyak (yang disita dari tersangka lain). Ada mobil mewah, ada beberapa yang kita kemarin sudah amankan sudah 6 mobil mewah, ada soft file, ada ratusan alat berat," ujarnya.&nbsp; Sebelumnya, penyidik telah menetapkan tujuh tersangka dalam kasus tersebut. Mereka adalah Komisaris Tunas Bara Jaya Bebby Hussy,&nbsp;General Manager PT Inti Bara Perdana Saskya Hussy, Direktur Utama Tunas Bara Jaya Julius Soh, Marketing PT Inti Bara Perdana Agusman&nbsp;dan&nbsp;Direktur Tunas Bara Jaya Sutarman.&nbsp; Terbaru, ada Kepala PT Sucofindo Regional Bengkulu yaitu Imam Sumantri (IS) dan Direktur PT Ratu Samban Mining Edhie Santosa (EDH) yang ditetapkan sebagai tersangka.&nbsp; Para tersangka tersebut ditetapkan sebagai tersangka karena memiliki peran penting yang menyebabkan negara mengalami kerugian mencapai lebih dari Rp500 miliar.&nbsp; Para tersangka diduga melakukan merambah kawasan hutan dan melakukan penjualan batu bara secara tidak sah atau tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.&nbsp; Sementara itu, untuk izin usaha pertambangan (IUP) PT Ratu Samban Mining (RSM) telah bermasalah sejak 2011 sedangkan temuan adanya ketidakbenaran penjualan batu bara dilakukan pada 2021 hingga 2022.&nbsp; Para tersangka disangkakan melanggar Pasal 2 ayat (1) junto Pasal 18 ayat (2) dan (3) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.&nbsp; Selain itu, pasal lain yang turut dikenakan adalah Pasal 64 ayat (1) KUHP junto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Kejati Bengkulu Tetapkan Komisaris PT RSM Tersangka Korupsi Tambang Batu Bara

Berita Terkait

Berita Rekomendasi