JAKARTA, REQnews - Warganet di media sosial menyoroti pernyataan dari Ketua Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN), Dharma Oratmangun terkait sejumlah kafe dan restoran yang memutar <a href="https://www.reqnews.com/tag/rekaman-suara">rekaman suara</a> burung atau alam tetap mengandung hak terkait milik produser rekaman.&nbsp;“Putar lagu rekaman suara burung, suara apa pun, produser yang merekam itu punya hak terhadap rekaman fonogram tersebut, jadi tetap harus dibayar. Ada hak terkait di situ, ada produser yang merekam. Harus bayar juga kalau pakai lagu luar negeri. Kita terikat perjanjian internasional. Kita punya kerja sama dengan luar negeri dan kita juga membayar ke sana,” kata Dharma, Senin 4 Juli 2025.&nbsp;Ia juga mengemukakan bahwa tempat yang memutarkan suara alam bukan solusi dalam permasalahan royalti.&nbsp;“Jangan bangun narasi seolah putar suara alam itu solusi,” katanya.Royalti untuk restoran diatur dalam SK Menteri Hukum dan HAM RI tahun 2016, dengan tarif Rp60.000 per kursi per tahun. Dharma menyebut pembayaran royalti bukan beban, tapi kewajiban sesuai Undang-Undang Hak Cipta.&nbsp;“Bagaimana kita pakai sebagai menu tapi enggak mau bayar?” katanya.Warganet yang mengetahui hal ini pun berkomentar di media sosial salah satunya di Instagram @fakta.indo pada Senin 4 Agustus 2025.&nbsp;“Suara burung di denda suara lagu di denda juga tpi klo suara rakyat tidak di dengar,” kata warganet.&nbsp;“Ada banyak playlist free no copyright di yt gaes 👍 ohh.. Dan jgn lupa hapalin muka bapak itu. Supaya kalo mampir ke restoran kalian, harga menunya dinaikin aja,” kata warganet.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;

Warganet Soroti Pernyataan LMKN yang Nyatakan Suara Burung Juga Kena Royalti

Berita Terkait

Berita Rekomendasi